Posting kali ini Chee buat berdasarkan request temen-temen Chee.
Ada satu tokoh di dalam novel Chee, Suzuki Shoui (gambar tokohnya Chee muat jadi header blog ini), yang emang kayaknya punya banyak penggemar (malah lebih banyak daripada si tokoh utama).
Jadi Chee muat aja cuplikan dari dalem novel Chee di blog ini.
Keep going!
Taken from chapter: Kebangkitan Marga Akai
Suzuki Shoui menguap kecil saat pertemuan antar pengikut berlangsung. Malam sudah sangat larut, namun akhir pertemuan yang dinanti-nanti tak kunjung datang. Suzuki tak suka terlibat dalam pembicaraan yang rumit dan membosankan. Ia lebih memilih untuk tidur di rumahnya, daripada menghadiri rapat-rapat semacam ini.
Ia menengok ke depan, dan melihat Haga sedang membicarakan sesuatu—ia tak paham isinya. Uapan kecil keluar dari mulutnya, yang disertai setetes airmata di sudut matanya. Suzuki menerawang ke luar kertas kasa jendela, yang menampilkan bayangan kelopak bunga yang gugur dari putiknya.
Akhirnya Suzuki keluar dari dari dojo dengan alasan ke kamar kecil—meski sebenarnya ia takkan kembali sebelum pertemuan itu selesai. Saat wangi kayu cedar di selasar menyergapnya, Suzuki merasa bebas dari semua tekanan rapat. Ia melangkahkan kakinya ke taman barat, tempat yang jauh dari dojo, sehingga takkan ada seorang pun yang tahu kalau ia membolos dari pertemuan itu. Hujan sakura di taman barat juga salah satu alasannya. Setiap kali musim semi tiba, pohon-pohon ume, dan sakura akan merekahkan bunga-bunganya, menawarkan keindahan yang tak terelakkan. Suzuki tak akan melewatkan musim semi tanpa datang berkunjung ke taman itu.
Aroma lembut menggelitik hidung, ketika angin menerbangkan kelopak-kelopak bunga di atas kepala Suzuki. Pemuda itu hanya tersenyum lembut, sambil menengadahkan tangannya ke atas, berusaha menyentuh serpihan bunga yang melayang-layang. Namun pandangannya agak meredup, ketika tak ada satupun kelopak bunga yang menyentuh tangannya.
Tak ada yang mau menyentuhku. Semua sama saja, batinnya, seraya menarik tangannya kembali. Ia memandangi telapak tangannya yang putih—nyaris pucat.
Ia teringat akan masa kecilnya: bagaimana orang-orang memandanginya dengan pandangan jijik, menghina, dan memukulinya. Namun kini, dadanya sudah tak lagi merasa sakit seperti waktu itu. Sudah tak ada kesesakan atau kesedihan yang tersisa. Yang ada hanya kekosongan dan kebencian. Semuanya telah luruh bersama dengan airmatanya.
Kenangan-kenangan samar yang terjadi semasa kecilnya mengalir bersamaan dengan waktu, meliputi pandangan matanya yang kosong dan dingin.
Semasa kecilnya, ia adalah anak seorang ksatria kelas rendah yang mengabdi pada marga Kusanagi di benteng Hirai. Saat itu namanya belum menjadi Suzuki Shoui. Nama itu adalah nama pemberian orang-orang, ketika ia telah menjadi samurai Shinsengami. Shoui disusun dari kanji “ya” yang dibaca “shou” dari kata hidup, dan “i” dari kata bergantung. Dipanggil begitu karena ia adalah satu-satunya yang bertahan hidup di hari pengankatannya sebagai seorang samurai Shinsengami--yan lainnya mati di ujung pedangnya. Sedangkan Suzuki adalah nama pemberian Shuuga, ketika ia diangkat sebagai sebagai anggota Shinsengami. Ia bahkan tak bisa mengingat siapa nama lahir yang diberikan oleh orangtuanya. Nama itu telah terbuang jauh, bersamaan dengan jati diri yang tak bisa dipertahankannya. Lagipula rasanya mustahil mengingatnya kembali, karena bagaimanapun kerasnya Shoui mencoba, yang muncul di benaknya hanyalah wajah orangtuanya, yang tengah memanggil sebuah nama yang tak dapat terdengar jelas.
Karena saat itu para samurai memiliki kepercayaan kuat tentang keterikatan hubungan darah dan keturunan, ayahnya mendidik Suzuki dengan sangat keras, agar ia bisa menjadi seorang samurai yang lebih baik darinya, sehingga martabat leluhur keluarganya bisa terangkat. Suzuki sangat mengagumi ayahnya itu, dan menjadikannya sebagai sosok pujaan.
Ia mengikuti perang untuk pertama kalinya pada usia kesebelas, dan meraih prestasi yang cukup memuaskan. Petinggi samurai yang tertarik dengan kemampuannya segera mempekerjakannya di benteng.
Namun tampaknya para dewa membenci kesuksesan dirinya, dan menakdirkannya hidup dalam kesedihan. Suzuki melihat dengan mata kepala sendiri, ketika ayahnya dipenggal oleh musuh, dan kepalanya dipertontonkan di depan umum. Suzuki kecil yang dirasuki amarah menyerang pengawal musuh seorang diri, tanpa memedulikan fakta, kalau kemampuan berpedangnya belum sehebat sekarang, dan harus melawan perpuluh-puluh samurai dewasa. Namun setelah tertangkap, para pengawal itu tak langsung membunuhnya, melainkan memotong ikatan rambutnya, dan menginjak-injaknya seperti sampah di depan muka anak itu.
Seharusnya Suzuki sudah bunuh diri saat itu. Namun tangannya gemetaran, saat membayangkan pedang pendeknya meracuti usunya satu persatu. Ia takut mati, dan belum mau mati. Ia bertanya-tanya, apa yang akan ia hadapi kelak, saat matanya terpejam? Kehidupan lagi kah? Atau tanah murni yang sering disebut-sebut sebagai nirwana itu?
Samurai-samurai itu membawa Suzuki ke benteng mereka sebagai tahanan, dan menyiksanya habis-habisan. Mereka mengira, Suzuki tahu sesuatu tentang rahasia klan Kusanagi, karena ia mengabdi di sana. Namun pada kenyataannya, Suzuki hanyalah seorang anak lelaki yang baru saja menginjak masa remajanya. Sebagai samurai muda pun, ia belum dibebani tanggung jawab besar, sebagaimana yang dilakukan oleh komandan pasukan. Sungguh samurai-samurai yang bodoh. Di dalam hati, Suzuki tertawa melihat kedunguan mereka diperlihatkan secara terang-terangan pada anak buah musuhnya.
Tetapi tawanya tak bertahan lama. Tubuhnya dibuat remuk redam oleh para penginterogasi. Kedua tangannya dipasak ke atas tubuhnya, dan kedua kakinya disatukan dengan ikatan tali. Setelah itu, mereka menelanjanginya, lalu memukuli wajahnya, tubuhnya, dan bagian pribadinya.
“Bicara! Atau kami akan melukaimu dengan lebih kejam lagi!” seru salah seorang penjaga.
“Aku tak punya apapun untuk dibicarakan,” suara Suzuki bergetar karena menahan rasa sakit. Namun wajahnya yang belum matang terlihat begitu tabah menghadapi siksaan yang bertubi-tubi.
Belum lama ia selesai bicara, perutnya telah ditendang oleh penjaga tadi. Ia bisa mendengar bunyi berderak, seolah-olah sebuah benda telah patah menjadi beberapa bagian. Segera saja ia tahu, kalau yang patah tadi adalah tulang iganya.
Selama beberapa hari, Suzuki tetap bertahan di ruangan itu, tanpa makan dan minum. Bau kotoran yang luar biasa menyengat memenuhi ruangan itu, sehingga para samurai yang masuk harus menutupi hidung dan mulutnya dengan saputangan berparfum, sebelum mereka melanjutkan kesenangan mereka menyiksanya.
“Dia tetap tak mau bicara, meskipun kita sudah memukulinya,” ujar penjaga yang lain. “Apa siksaan ini belum cukup untuk membuatnya bicara?”
“Dia masih anak-anak, kalau kita lakukan hal ini lebih jauh lagi, ia bisa mati kapan saja.”
“Bukankah lebih baik begitu? Sepertinya dia memang tak tahu apapun tentang rahasia marganya.”
“Memang.”
“Maafkan kami, nak.” Seseorang di antara mereka menghampiri Suzuki, lalu mengangkat tinggi-tinggi naginata yang ada di tangannya. “Seharusnya kau mati lebih awal, tanpa menderita seperti ini.”
Suzuki sudah berpikir akan mati, saat seorang penjaga akan menusukkan pedangnya ke perutnya untuk mengoyak ususnya. Secara tak terduga, seorang pria datang, dan berteriak pada para samurai penyiksa itu.
“Pasukan Kusanagi menyerbu pos perbatasan!” Serunya. “Orang-orang itu di bawah kepemimpinan Seigiri!”
Telinga Suzuki mendingin ketika mendengar nama-nama yang tak asing itu disebutkan. Aku akan segera selamat.. pikirnya. Senyuman tipis yang penuh kemenangan mengembang di wajah mungilnya yang lebam dan penuh darah.
Segera saja naginata yang ada di tangan samurai itu terjatuh. Mereka meninggalkan ruangan itu, mempersiapkan peralatan perangnya untuk menghadapi pasukan Kusanagi.
Dari ruangannya yang tak tertutup, Suzuki bisa mendengar suara-suara ramai yang memulai peperangan. Genderang yang bertalu-talu di kejauhan, teriakan perang yang gagah berani, dan suara derap langkah kaki beratus-ratus orang. Ah... seandainya tulangnya tak patah, dan ia berada di sana. Di dalam hatinya, ia berharap, pasukan dari pihaknya akan menang, dan menolongnya dari sana.
Harapannya yang pertama terkabul. Pasukan Kusanagi berhasil mengambil alih pos perbatasan tersebut. Namun tidak untuk yang kedua. Alih-alih menyelamatkannya, orang-orang itu justru membakar pos perbatasan itu tanpa mendudukinya terlebih dahulu.
Suzuki tahu, tak akan ada orang yang akan mendengarnya, meskipun ia berteriak sekuat mungkin. Dengan bermodalkan keberanian dan kesabaran, Suzuki berusaha keras untuk meraih naginata yang terjatuh itu di dengan kakinya. Setiap otot kakinya mengejang untuk memanjang, Suzuki merasakan perasaan sakit yang luar biasa di dada dan tulang pinggulnya. Akhirnya ia berhasil juga meraihnya dengan jari kaki, lalu dengan tenaganya yang tersisa ia mengangkat kakinya sedemikian rupa, sehingga tubuhnya bisa menekuk, dan naginata tersebut bisa diraihnya.
Dalam perjuangannya memotong tali, Suzuki membayangkan berbagai hal menyenangkan yang akan menyambutnya jika ia tetap hidup. Ia berusaha keras mengulang ingatannya tentang ibu, saudara-saudara perempuannya yang cantik dan masih muda, dan ayahnya yang telah tiada. Betapa sengsaranya mereka, jika harus hidup tanpa laki-laki yang mengayomi mereka. Jika kakaknya menikah kelak, siapakah yang akan memberi mas kawin? Selamanya tak akan ada pakaian sutra untuk mereka. Hidup miskin dan dihujani ejekan, karena putranya mati dengan tidak terhormat di kubu lawan. Ia harus bertahan hidup, dan untuk itu ia harus berhasil melepaskan diri dari sini.
Pikiran tentang keluarganya ternyata membuahkan keberhasilan besar dalam pelarian ini. Tali pun terkoyak, dan Suzuki ambruk ketika, kehilangan tenaga besar yang tadi menggerakkan tubuhnya. Ia meringis pelan, lalu menggigit bibirnya sendiri untuk menahan kesadarannya. Setelah yakin dirinya cukup kuat untuk berjalan, ia lari sekuat tenaga dari ruangan itu, menyusuri lorong sempit yang membingungkan, dibimbing dengan cahaya yang menyelinap masuk di antara asap pekat dari pembakaran. Begitu kaki Suzuki menginjak permukaan tanah—yang serasa tak disentuhnya selama beberapa tahun—yang menjadi lumpur karena bercampur dengan genangan darah, Suzuki kehilangan kesadarannya. Ia hanya ingat tangan-tangan besar yang mengangkutnya ke atas kuda, bersamaan dengan teriakan yang terdengar seperti, “Anak ini samurai dari marga kita!” atau “Dia putra si anu—Suzuki juga tak bisa mengingat nama ayahnya—dia masih hidup!”
Begitu bangun, ia sudah berada di sebuah ruangan di benteng Hirai. Tubuhnya penuh dengan balutan perban, sehingga ia sulit menggerakkan anggota tubuhnya. Tampaknya seseorang telah mengobatinya dengan seksama, dan merawatnya dengan begitu hati-hati.
“Apa yang terjadi?” itulah kata-kata pertama yang keluar dari mulut Suzuki di pagi itu, saat ia merasa dilahirkan kembali sebagai sebuah kepompong ulat sutra tanpa melalui Nirwana. Namun ia tak yakin ia benar-benar bereinkarnasi, saat melihat besar tubuhnya sama dengan wanita yang ada di samping futonnya. Ia memang masih hidup.
Pelayan yang duduk di sebelahnya itu terlihat tak terkejut melihat kesadaran anak laki-laki itu. Ia berkata, “Ah, kau sudah sadar rupanya. Jangan bergerak dulu. Diam di tempat tidurmu, aku akan pergi sebentar untuk memberitahu Tuan Seigiri.”
Aku belum mati. Tapi mungkinkah jiwaku terlepas, dan hinggap ke tubuh orang lain yang sekarat? Jika iya, pasti ini adalah tubuh seorang pejabat di marga Kusanagi, sampai-sampai Tuan Seigiri mau menemuinya langsung. Tetapi saat Suzuki menatap tangan yang terkulai, ia yakin tangan itu memang miliknya. Kulitnya yang pucat bagai salju itu mungkin akan dianggap menggairahkan oleh pria. Seolah-olah ia telah tinggal dalam waktu lama di kamar dalam sebuah kastel, yang mana hihuni oleh wanita-wanita bangsawan dan dayang-dayangnya.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara derak halus di depan kamarnya, dan melihat seorang pria paruh baya berwajah lembut memasuki ruangan. Sudah beberapa kali Suzuki melihat wajah pria itu—atau lebih tepat disebut mencuri lihat—di dalam beberapa kesempatan. Tak salah lagi, orang itu memang sang penguasa benteng!
“Nak,” Seigiri berlutut di sisi Shoui, sambil menatapnya dengan pandangan yang lembut dan sulit diartikan. “Maaf, dan terima kasih. Hanya itu yang bisa kukatakan padamu.”
Suzuki hanya menjawabnya dengan lirikan matanya, karena seluruh tubuh, termasuk lidahnya, kaku dan tak bisa digerakkan.
“Padahal kau masih begitu muda. Tetapi keberanianmu sungguh luar biasa,” Seigiri menundukkan wajahnya, dan mulai menitikkan airmata. Sekalipun samurai adalah orang garang yang bisa membunuh orang di medan perang, mereka begitu sentimentil, sehingga hal-hal sepele seperti lamaran dan pernikahan pun bisa membuat mereka menangis.
Seigiri berbicara lagi, “Kami akan merawatmu sampai kau sehat, dan memberikan imbalan uang emas kepada keluargamu. Selanjutnya, terserah padamu. Kusarankan agar kau pulang ke rumah orangtuamu. Tetapi jika kau lebih ingin menjaga perasaan mereka dan menunjukkan kehormatanmu... semua keputusan itu ada di tanganmu. Aku tak punya hak untuk campur tangan.”
Karena rambutku yang sudah dipotong?Atau karena aku gagal membawa kepala ayahku kembali? Atau karena aku sudah tak berharga lagi di mata mereka? Tampaknya semua perkiraannya benar.
Saat Suzuki sembuh dari luka-lukanya, ia memutuskan untuk pulang. Dalam bayangan terakhirnya, ia melihat ibu serta saudara-saudaranya tersenyum. Pemandangan macam apa yang akan ia lihat saat pulang nanti. Tak ada yang tahu.
Namun kehidupannya membentuk sebuah tanda tanya yang tak terjawab di benak semua orang. Pengecutkan pemuda itu, sehingga tak berani melakukan ritual bunuh diri yang dapat menghapus semua aibnya? Begitulah pertanyaan yang beredar sebagai gosip umum di benteng. Tampaknya kehormatan Suzuki telah benar-benar menguap saat itu, menutupi cerita kepahlawanannya tentang interogasi yang menyakitkan oleh sekelompok prajurit lawan. Tak hanya orang-orang benteng, bahkan keluarganya—yang paling diharapkan dan disayanginya—pun bersikap demikian. Karena tak tahan menanggung malu, beberapa lama setelah itu ibunya bunuh diri, setelah sebelumnya membunuh kakak, dan dua adik perempuannya.
Tentu saja Shoui menangis meraung menghadapi kematian mereka. Berkali-kali ia meraih pedang untuk membelah perutnya, namun kali itu juga tangannya gemetar, dan dewa kematian meninggalkannya. Sejak saat itu, Shoui tak bisa berhenti menangis. Ia berjalan di tengah keramaian kota sambil berdengung seperti lebah, mengeluarkan bulir-bulir air dari matanya yang bulat. Entah berapa minggu ia menangis, sampai akhirnya airmatanya kering dan digantikan oleh darah. Matanya perih dan lebam, sehingga Suzuki tak berani lagi menangis. Sejak saat itulah Suzuki berhenti mengeluarkan airmata—atau lebih tepat dikatakan kalau tak bisa lagi. Lama kelamaan ia sadar, kalau semua itu takkan bisa diraihnya kembali dengan meratap. Perasaannya mati, dan ia tak akan merasakan apapun; sekalipun orang lain menendangnya keluar ruangan, atau bahkan memukuli dirinya sampai ia tak bisa berkutik lagi.
Suzuki hanya membenci dirinya sendiri karena ia tetap hidup. Ia menang-gung malu selama bertahun-tahun, hidup di jalanan dengan memakan sampah. Pertama-tama, rasanya begitu buruk, sehingga ia muntah ketika makanan busuk itu masuk ke tenggorokannya. Namun rasa lapar menguasai tubuh dan pikirannya untuk waktu yang cukup lama. Saat ia sekarat karena lambungnya mengerut kosong, ia merangkak ke tempat sampah, dan memakan semuanya tanpa merasakannya terlebih dahulu.
Pada suatu hari, ia bertemu dengan sekelompok gelandangan. Eta. Kaum paling rendah yang melakukan pekerjaan kotor dan biasanya berhubungan dengan mayat. Mereka dihina oleh orang-orang; yang bahkan petani tingkat terendah pun akan meringis jijik jika berjalan di dekatnya. Mereka lewat di sampingnya, dan mengamati dirinya dengan seksama, seolah melihat makhluk aneh dari seberang lautan.
“Kau gelandangan,” ujar Eta yang terlihat paling tua di sana. “Aku belum pernah melihatmu sebelumnya.”
Suzuki tak menjawab. Ia memperhatikan orang-orang itu dalam diam, sambil memperhatikan rupa mereka. Apakah dirinya telah menjadi sedemikian memprihatinkannya, sampai para Eta pun mengira ia adalah salah satu dari mereka? Apakah penampilannya telah sama dengan mereka, dengan pakaian kumal dan berbau kulit hewan; rambut acak-acakan yang tak dipotong dalam waktu lama, sehingga beberapa sampah menempel di sana; dan kaki-kaki belepotan lumpur, yang menandakan pekerjaan mereka yang kotor. Suzuki memperhatikan tubuhnya sendiri. Mula-mula tangannya, lalu kakinya, kemudian bayangan wajahnya di pantulan air. Tak ada yang berbeda dari penampilan orang-orang itu, kecuali kulitnya yang pucat, yang kini membuatnya lebih tampak seperti orang mati daripada putri-putri bangsawan.
“Apakah dia orang baru?” Tanya orang yang lainnya.
“Ah, mungkin kehilangan harta mendadak. Akhir-akhir ini banyak orang yang jatuh miskin karena hartanya disita oleh pemerintah.”
“Anak ini juga? Bagaimana dengan orangtuanya? Tak bertanggung jawab sekali meninggalkan anak laki-laki semuda ini hidup sendirian di jalanan yang keras.”
“Semua juga sama. Dia pasti telah ditinggalkan.”
“Kasihan sekali nasibnya,” ujar Eta tua itu, lalu dengan perlahan menyentuh bahu Suzuki.
Karena lama tak pernah disentuh, kehangatan tubuh orang lain merupakan hal yang asing baginya. Dengan refleks ia menepis tangan orang itu, lalu beringsut menjauhi mereka dengan pandangan mata liar, seolah ketakutan akan sesuatu. Entah mengapa ia seolah kehilangan kesadarannya waktu itu. Ia tidak lagi merasa bisa melakukan sesuatu dengan benar lagi, meskipun hanya mengucapkan sepatah kata singkat. Mungkin saja sampah-sampah yang dimakannya membuat lidahnya lumpuh.
“Jangan takut, jangan takut. Kami tak akan menyakitimu, nak. Kami sama sepertimu, kaum yang terbuang.”
Terbuang? Benarkah aku kini sama terbuang dan sama hinanya dengan mereka?
Gerombolan gelandangan itu membawa Suzuki ke pemukiman mereka yang kumuh dan bau. Selama beberapa hari pertana Suzuki mengalami demam tinggi, yang menyebabkannya tak sadarkan diri untuk sementara waktu. Selama itu juga, perlakuan mereka terhadapnya begitu hangat, sehingga membuat Suzuki jengah. Bukan karena status sosial mereka yang dibilang menjijikkan, namun karena ia selalu teringat kepada kehangatan keluarganya sebelum mereka mati. Beberapa hari kemudian ia pergi dari desa tersebut, mencari tempat-tempat lain yang sekiranya bisa ia tinggali.
Sampai akhirnya, Shuuga menemukannya di tempat pembuangan sampah, sedang mengais-ais makanan di tengah hujan lebat. Saat itu ia bertahan hidup terlunta-lunta dengan menjadi kotoran di mata orang lain, dan tak bernyali berbicara karena keadaannya yang hina. Ia merasa heran, mengapa pria berpakaian mewah itu mau menghampirinya. Tidakkah pria itu takut akan polusi yang ditimbulkannya sebagai orang buangan? Suzuki masih menganggap semua orang sama: Tak akan ada yang keluar dari mulut mereka kecuali caci maki dan hinaan; kecuali bagi mereka yang sejenis dengannya. Eta.
Namun Shuuga berbeda dengan mereka semua. Ia mengulurkan tangannya pada Suzuki, menawarkan sepotong kue mochi rasa plum yang kebetulan di bawanya. Suzuki masih dapat mengingat dengan jelas, tangan kekar Shuuga yang tertimpa hujan, mengalirkan air di sela-sela jarinya...
Sudah sangat lama ia tak berhubungan dengan orang lain, sehingga lupa akan perasaan-perasaan lainnya. Ia sudah tak mengenal marah, sedih, kecewa, maupun gembira; semuanya seolah menjadi satu di dalam kehampaan. Ia tak bisa merasakan apapun. Yang bisa dilakukannya hanyalah tersenyum—satu-satunya ekspresi wajah yang bisa diingatnya, meski hal itu dilakukannya tanpa perasaan, sehingga tampak seperti topeng pertunjukkan Noh—dan Shuuga menyambut senyumannya dengan senyum yang lebih hangat lagi. Maka Suzuki pun belajar, kalau cara membuat orang lain senang—meskipun perasaannya sudah mati—adalah dengan tersenyum.
“Siapa namamu, nak?” tanya Shuuga, dengan bahasa yang begitu formal dan halus. Aksennya menunjukkan bahwa Shuuga berasal dari keluarga bangsawan yang terhormat.
Suzuki sudah sangat lama tak mengeluarkan suaranya, sehingga pada kalimat pertamanya, ia terdengar seperti seorang monster yang hendak menerkam pria di hadapannya. Kata-kata itu bernada pendek dan diucapkan dengan suara serak. “Shirimasen,” ujarnya—tidak tahu.
“Tidak tahu? Bagaimana bisa?”
“Lupa.”
“Orangtuamu tak pernah menyebutkannya?”
“Tak punya. Mereka mati.”
“Mati?”
“Bunuh diri. Karena aku tak mati, mereka yang mati. Itu kata semua orang.”
“Kenapa bisa?”
“Harga diri.”
Shuuga tampak keheranan, namun ia tak bertanya lebih lanjut. Ia tak peduli akan polusi orang terbuang yang hina seperti Eta muda dihadapannya, tetapi rasa jijik yang timbul di atas permukaan wajahnya muncul dalam sebuah ulasan tipis, yang mungin tak terlihat di permukaan. Bukan karena bau menyengat dari tubuh Suzuki, atau pakaiannya yang sudah berubah warna jadi cokelat. Dengan sendirinya ia sadar, bagaimana latar belakang Suzuki sebelumnya; dari kata-kata yang diucapkan pemuda itu, postur tubuhnya yang kecil namun tegap, dan luka gores pedang di tangan kirinya. Shuuga berusaha bersikap sewajar mungkin, tetapi Suzuki mengetahui hal itu. Ia tahu semua perasaan yang ada di wajah manusia, meski mereka berusaha keras menutupinya dengan perasaan lain atau kekosongan ekspresi.
“Kau punya tempat untuk pulang?” tanya Shuuga, sambil berusaha mengalihkan pikirannya.
“Mana ada tempat seperti itu.”
Di dorong oleh rasa iba dan simpati, Shuuga membawanya pulang ke Seikagahara di jantung kota Sakai. Mungkin anak ini masih mempunyai sisa-sisa kekuatannya yang dulu, yang bisa dibangkitkannya kembali. Sayang sekali jika semuanya harus terhenti begitu saja dalam usia yang begitu muda ini. Usianya baru dua atau tiga belas tahun! Dengan harapan itulah Sang Penguasa meneguhkan hatinya.
Kepada para pelayannya yang percaya, Shuuga meminta identitas Suzuki sebagai Eta dirahasiakan, karena akan menimbulkan konflik besar dalam rumah tangga. Tentu saja pelayannya merasa tak suka. Suzuki bisa melihat pelayan muda itu berjengit ketika mata mereka saling bertatapan.
“Tuanku, apakah menurut Tuan bijak memelihara anak yang merupakan kaum buangan?”
“Dia bukan sepenuhnya kaum buangan.”
“Tetapi tetap saja dia telah terkena polusi mereka. Kita harus mengadakan upacara penyucian ruangan, dan memanggil rahib suci untuk mendoakan, dan...”
“Aku tak minta pendapatmu, Kojiro! Ini perintah!”
Digertak oleh tuannya, pelayan bernama Kojiro itu lebih memilih untuk diam dan menjalankan perintah, daripada membangkang dan dipenggal atas ketidakpatuhannya.
Sejak saat itulah Suzuki menerima pelatihan keras sebagai seorang ksatria muda. Namun hal itu belum menariknya keluar dari lingkaran hinaan dan cercaan yang bersangkutan dengan ststusnya sebagai gelandangan. Para samurai senior menganggap kehadian Suzuki adalah hal yang paling memuakkan dalam rumah tangga samurai. Entah siapa yang menyebarkan kabar tersebut. Yang jelas, bau busuk biasanya menyebar lebih cepat daripada wangi yang memikat.
“Hei, benarkah kau gelandangan? Oh, tak perlu dijawab! Baumu sudah tercium dari sini!” Begitulah ejekan para samurai sebayanya.
Beberapa kali mereka berusaha mencelakai Suzuki untuk menyingkirkannya. Namun anak lelaki itu menunjukan perkembangan pesat dalam kemampuannya, sehingga tak ada orang yang bisa menang melawannya.
Suzuki hanya tersenyum saat seorang pria memakinya di hadapan umum. Tatapan pemuda itu dalam dan tenang, namun sedingin balok es. Bahkan saat salah seorang pengikut mati di tangannya, senyuman di wajahnya tak pernah berubah.
Shuuga yang tersadar akan bahaya dalam diri anak itu, segera mengambil tindakan. Walau terlalu dini, ia mengirimkan Suzuki ke ujian masuk Shinsengami—dan anak itu berhasil lolos, tanpa ada luka di tubuh kurusnya.
Hingga saat ini, Suzuki belum menemukan pelarian lain selain di pasukan Shinsengami. Semua orang yang ada di pasukan itu rata-rata memiliki masa lalu yang kelam sepertinya; juga perasaan yang telah mati saat membunuh orang. Samurai-samurai itu bahkan tak mempermasalahkan soal masa lalunya. Mereka menerimanya dengan wajar, meskipun sering kali mereka tak bisa mengartikan perasaan Suzuki.
Namun Suzuki tak mau membiarkan rambutnya memanjang. Ia memang-kasnya setiap bertambah beberapa inci, dan itu dilakukannya secara rutin. Suzuki takut, perasaannya akan ikut hidup kembali, seiring dengan harga diri yang telah ia buang melalui rambut hitamnya.
Quote From Sakura Rythm, by Namikaze Cheeza
Kamis, 25 September 2008
Senin, 22 September 2008
Questional
MY MAN...
1. Who is your man? Zean Juniffer
2. How long have you been together? It's about three years, but I'm not count it...
3. Dating/Engaged/Married? Dated for 2.5 years, Engaged for(?) 6 months. Maybe someday will married :p
4. How old is your man? 18
YOU OR YOUR MAN?
1. Who eats more? He does, obiviously!
2. Who said "I love you" first? He did!
3. Who weighs more? Zean does.
4. Who sings better? Me; instead, Zean's voice will break up u'r ears...
5. Who's Older? He's killin' me by 2 years.
6. Who's smarter? Probably Zean..
7. Who's temper is worse? We're about the same... neither of us has much of one.
8. Who does the laundry? The houskeeper. Mwahahaha.
9. Who does the dishes? Never planed before, hahaha, we haven't married yet!
10. Who sleeps on the right side of the bed? I said we haven't marred yet!
11. Who's feet are bigger? Zean's.. it reaches size 49.
12. Who's hair is longer? You know the answer XD
13. Who's better with the computer? Zee it's better on planing or making a program; but I prefer to the web.
14. Who mows the lawn? Haven't gotten there yet, but he probably will.
15. Who pays the bills? Zean.
16. Who cooks dinner? We both can't cook...
17. Who drives when you are together? Zean almost always. Apparently, he said my drive style will bring us to the furneral..Oh, my! XD
18. Who pays when you go out to dinner? Zean, but its all the same.
19. Who's the most stubborn? Depends. We're about even.
20. Who is the first one to admit when they're wrong? He always end up crawling over and saying sorry, even when I was wrong and he wasn't.
21. Who's parents do you see more? His, since he went back to Indonesia.
22. Who named your dog? Me. He hadda bed favour in picking a name.
23. Who kissed who first? Ups, secret... hehe...
24. Who asked who out? He did, he did.
25. What did you do? Well, we both still a student. Although he's a college student now.
26. Who's more sensitive? Ah he's, for sure. You can't believe how much time he were jealouse to my friends!
.27. Who's taller? Zean, thank goodness. 187 cm! whoaaa!
28. Who has more friends? Zean's been alive a lot longer than I have. he does.
29. Who has more siblings? Zean has 1 and I have 2.
30. Who makes the planes in the relationship? He does -_-;
1. Who is your man? Zean Juniffer
2. How long have you been together? It's about three years, but I'm not count it...
3. Dating/Engaged/Married? Dated for 2.5 years, Engaged for(?) 6 months. Maybe someday will married :p
4. How old is your man? 18
YOU OR YOUR MAN?
1. Who eats more? He does, obiviously!
2. Who said "I love you" first? He did!
3. Who weighs more? Zean does.
4. Who sings better? Me; instead, Zean's voice will break up u'r ears...
5. Who's Older? He's killin' me by 2 years.
6. Who's smarter? Probably Zean..
7. Who's temper is worse? We're about the same... neither of us has much of one.
8. Who does the laundry? The houskeeper. Mwahahaha.
9. Who does the dishes? Never planed before, hahaha, we haven't married yet!
10. Who sleeps on the right side of the bed? I said we haven't marred yet!
11. Who's feet are bigger? Zean's.. it reaches size 49.
12. Who's hair is longer? You know the answer XD
13. Who's better with the computer? Zee it's better on planing or making a program; but I prefer to the web.
14. Who mows the lawn? Haven't gotten there yet, but he probably will.
15. Who pays the bills? Zean.
16. Who cooks dinner? We both can't cook...
17. Who drives when you are together? Zean almost always. Apparently, he said my drive style will bring us to the furneral..Oh, my! XD
18. Who pays when you go out to dinner? Zean, but its all the same.
19. Who's the most stubborn? Depends. We're about even.
20. Who is the first one to admit when they're wrong? He always end up crawling over and saying sorry, even when I was wrong and he wasn't.
21. Who's parents do you see more? His, since he went back to Indonesia.
22. Who named your dog? Me. He hadda bed favour in picking a name.
23. Who kissed who first? Ups, secret... hehe...
24. Who asked who out? He did, he did.
25. What did you do? Well, we both still a student. Although he's a college student now.
26. Who's more sensitive? Ah he's, for sure. You can't believe how much time he were jealouse to my friends!
.27. Who's taller? Zean, thank goodness. 187 cm! whoaaa!
28. Who has more friends? Zean's been alive a lot longer than I have. he does.
29. Who has more siblings? Zean has 1 and I have 2.
30. Who makes the planes in the relationship? He does -_-;
Tanda-tanda kecanduan internet...
Guys, check this out!
I just made it bassicly from my self.
but, instead, you can compare this stuff with your habit.
So, check this out, and analyze, how far u're being addicted to the web!
Berikut beberapa tanda-tanda kecanduan internet :
1.Mas kawin yang Anda minta di hari pernikahan adalah seperangkat komputer dan modem. Tunai!
2. Bel di rumah Anda bertuliskan “Click here to continue”
3.Pintu kamar mandi Anda bertuliskan “This site contains Adult Material, please verify your age”
4.Anda menanyakan apakah ada email baru untuk anda kepada Pak Pos yang mengantarkan kartu lebaran.
5. Mimpi anda selalu berawal dengan http://www/.
6.Anda menggunakan search engine untuk mencari anak anda yang sudah tiga hari tidak pulang ke rumah.
7.“Unable to locate your server!” kata Anda ketika menerima telepon salah sambung.
8. Anak-anak Anda diberi nama Joko.gov agar kelak dia jadi pegawai negeri sipil dan Tole.edu agar kelak dia jadi mahasiswa abadi.
9.Suara dengkuran Anda sudah persis mirip dengan suara Handshake modem.
10.Anda susah menggerakan jari Anda karena Anda sudah online selama 36 jam.
11.Anda menonton film “The Net” … 63 kali.
12. Ketika mobil Anda menyeruduk mobil lain di simpang jalan, yang pertama Anda cari adalah tombol UNDO.
13. Istri Anda meletakan wig di atas monitor Anda untuk mengingatkan Anda seperti apa tampangnya.
14. Anda memberi nama anak Anda Eudora, Netscape dan mIRC. Dan kalau anda lebih demokratis (tidak monopistis) anda akan memberi nama anak anda Linux atau distro-distronya.
15. Anda memperkenalkan diri sebagai: youremail@y… atau www.domain.com
16. Anda membuat tatoo di badan Anda “This body best viewed with Internet Explorer 5.5 or higher.”
17. Anda meninggalkan antrian tiket kereta api dengan berkata “request time out!!!”
18. Ketika hidup anda mengalami depresi, anda akan sangat menyesal mengapa tubuh anda tidak dilengkapi dengan tombol Ctrl-Alt-Del.
19. Anda membaca tulisan ini sampai habis.
Bruakakakakaka,,
kena lo! ^.^
*chee iseng... gegegege...*
I just made it bassicly from my self.
but, instead, you can compare this stuff with your habit.
So, check this out, and analyze, how far u're being addicted to the web!
Berikut beberapa tanda-tanda kecanduan internet :
1.Mas kawin yang Anda minta di hari pernikahan adalah seperangkat komputer dan modem. Tunai!
2. Bel di rumah Anda bertuliskan “Click here to continue”
3.Pintu kamar mandi Anda bertuliskan “This site contains Adult Material, please verify your age”
4.Anda menanyakan apakah ada email baru untuk anda kepada Pak Pos yang mengantarkan kartu lebaran.
5. Mimpi anda selalu berawal dengan http://www/.
6.Anda menggunakan search engine untuk mencari anak anda yang sudah tiga hari tidak pulang ke rumah.
7.“Unable to locate your server!” kata Anda ketika menerima telepon salah sambung.
8. Anak-anak Anda diberi nama Joko.gov agar kelak dia jadi pegawai negeri sipil dan Tole.edu agar kelak dia jadi mahasiswa abadi.
9.Suara dengkuran Anda sudah persis mirip dengan suara Handshake modem.
10.Anda susah menggerakan jari Anda karena Anda sudah online selama 36 jam.
11.Anda menonton film “The Net” … 63 kali.
12. Ketika mobil Anda menyeruduk mobil lain di simpang jalan, yang pertama Anda cari adalah tombol UNDO.
13. Istri Anda meletakan wig di atas monitor Anda untuk mengingatkan Anda seperti apa tampangnya.
14. Anda memberi nama anak Anda Eudora, Netscape dan mIRC. Dan kalau anda lebih demokratis (tidak monopistis) anda akan memberi nama anak anda Linux atau distro-distronya.
15. Anda memperkenalkan diri sebagai: youremail@y… atau www.domain.com
16. Anda membuat tatoo di badan Anda “This body best viewed with Internet Explorer 5.5 or higher.”
17. Anda meninggalkan antrian tiket kereta api dengan berkata “request time out!!!”
18. Ketika hidup anda mengalami depresi, anda akan sangat menyesal mengapa tubuh anda tidak dilengkapi dengan tombol Ctrl-Alt-Del.
19. Anda membaca tulisan ini sampai habis.
Bruakakakakaka,,
kena lo! ^.^
*chee iseng... gegegege...*
Minggu, 21 September 2008
Zee dan Ilalang...
Berbohong adalah sebuah kondisi psikologis seseorang, di mana orang itu mengatakan hal yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Baik itu secara verbal, maupun non verbal. Biasanya kebohongan dilakukan dengan tujuan mengamankan diri sendiri, mencari eksistensi, atau mencari sebuah keuntungan dari sana.
by: kamus besar psikologi dasar, oleh Prof Dr. D**i M******s.
yak... kali ini kita akan membahas tentang sebuah masalah yang sering banget menimpa ibu rumah tangga:
KEBOHONGAN!
tapi kebetulan, kasus kali ini menimpa Chee, bukan ibu rumah tangga.
Chee akui, semua orang juga pasti pernah bohong.
Ya... termasuk Chee.
Chee juga sering banget boong pas nyokap nanyain kembalian belanja (intinya sih nilep...), ato waktu Chee nyolong mangga mentah punya tetangga (berakhir dengan sakit perut dan mencret-mencret), ato waktu Chee pulang malem gara-gara keasyikan main game di warnet, ato bahkan waktu Chee nyolong makanan di dapur.
well... nggak usah dibahas lagi. Intinya sih Chee juga sering banget ngibul kok.Dikibulin juga sering. Terutama sama ade Chee, Damar; n pacar Chee, Zee. Nggak tau kenapa, tu dua orang kok kayaknya demen banget ngibulin gue. apa tampang gue yang imut ini emang enak dikerjain?
Waktu gue masih SMP, pernah sekli waktru gue jalan ke kebun raya sama Zee.Yah, waktu itu kebun raya emang jadi tempat favorit kita buat jalan. Selain murah, Adem, anyep, Sepi lagi... (hohoho...)
NGGAK LAH!
kita cuma suka jalan" aja kok.
entah kenapa kalo di sana, kita ngerasa balik lagi ke habitat asal kita :P
nah, di tengah jalan, kita nemuin ilalang panjang, yang tumbuh liar di sana.
Emang dasar udik, Chee nongkrongin ilalang itu lama banget. Abisnya kayak buntut kucing sih!
lucuu!
Si Zee kayaknya sadar kalo gue yang polos itu nggak tau apa-apa.
terus dengan laknatnya dia ngomong gini sama Chee, "Eh, kok didiemin aja? coba deh ujung batangnya lo emut-emut.
rasanya kan manis!"
Chee : *tampang bloon* Ah, masa' sih?
Zean : Yee... kok nggak percaya. sini gue liatin!" *metik satu batang, terus ngemut2 ujungnya, kayak anak orang utan langka asal kalimantan*
Karena udah dicontohin, dan kayaknya si Zee baik" aja setelah ngemut batang ilalang (seenggaknya sampe dia masuk ke kamar mandi dan duduk di kloset), akhirnya gue nurut-nurut aja sama dia. Gue ambil satu, terus gue emut" ujungnya. Tapi...
Chee : Manis apanya? kagak manis samasekali tau!
Zean : Ah, masa sih? manis kok!
Chee : Enggak, ah!
Zean : Coba lo gigit" batangnya, trus lo isep sarinya!
Chee : Sialan lo! emangnya gue monyet?
Zean : *ngakak, tapi berusaha pasang tampang nggak berdosa* Cobain aja. Ntar juga manis.
*Gue ngelirik sebentar ke Zee(yang masih ngemut-ngemut ilalang), terus ngikutin cara dia ngemut-ngemut*
tiba-tiba...
BRETT!!!
si Zee laknat narik ujung batang ilalangnya, bikin serbuk sari yang nempel di ujung-ujung bunganya masuk ke mulut gue. Belom lagi laler yang lagi hinggap di dalemnya.
Oh God...
yang berdosa cuma ketawa aja(sampe guling-gulingan), sementara gue bersin-bersin, dan berusaha keras biar semua kotoran yang ada di dalem mulut gue bisa keluar.
(Ampun deh... diketawain Tuhan, gue! -_-;)
by: kamus besar psikologi dasar, oleh Prof Dr. D**i M******s.
yak... kali ini kita akan membahas tentang sebuah masalah yang sering banget menimpa ibu rumah tangga:
KEBOHONGAN!
tapi kebetulan, kasus kali ini menimpa Chee, bukan ibu rumah tangga.
Chee akui, semua orang juga pasti pernah bohong.
Ya... termasuk Chee.
Chee juga sering banget boong pas nyokap nanyain kembalian belanja (intinya sih nilep...), ato waktu Chee nyolong mangga mentah punya tetangga (berakhir dengan sakit perut dan mencret-mencret), ato waktu Chee pulang malem gara-gara keasyikan main game di warnet, ato bahkan waktu Chee nyolong makanan di dapur.
well... nggak usah dibahas lagi. Intinya sih Chee juga sering banget ngibul kok.Dikibulin juga sering. Terutama sama ade Chee, Damar; n pacar Chee, Zee. Nggak tau kenapa, tu dua orang kok kayaknya demen banget ngibulin gue. apa tampang gue yang imut ini emang enak dikerjain?
Waktu gue masih SMP, pernah sekli waktru gue jalan ke kebun raya sama Zee.Yah, waktu itu kebun raya emang jadi tempat favorit kita buat jalan. Selain murah, Adem, anyep, Sepi lagi... (hohoho...)
NGGAK LAH!
kita cuma suka jalan" aja kok.
entah kenapa kalo di sana, kita ngerasa balik lagi ke habitat asal kita :P
nah, di tengah jalan, kita nemuin ilalang panjang, yang tumbuh liar di sana.

lucuu!
Si Zee kayaknya sadar kalo gue yang polos itu nggak tau apa-apa.
terus dengan laknatnya dia ngomong gini sama Chee, "Eh, kok didiemin aja? coba deh ujung batangnya lo emut-emut.
rasanya kan manis!"
Chee : *tampang bloon* Ah, masa' sih?
Zean : Yee... kok nggak percaya. sini gue liatin!" *metik satu batang, terus ngemut2 ujungnya, kayak anak orang utan langka asal kalimantan*
Karena udah dicontohin, dan kayaknya si Zee baik" aja setelah ngemut batang ilalang (seenggaknya sampe dia masuk ke kamar mandi dan duduk di kloset), akhirnya gue nurut-nurut aja sama dia. Gue ambil satu, terus gue emut" ujungnya. Tapi...
Chee : Manis apanya? kagak manis samasekali tau!
Zean : Ah, masa sih? manis kok!
Chee : Enggak, ah!
Zean : Coba lo gigit" batangnya, trus lo isep sarinya!
Chee : Sialan lo! emangnya gue monyet?
Zean : *ngakak, tapi berusaha pasang tampang nggak berdosa* Cobain aja. Ntar juga manis.
*Gue ngelirik sebentar ke Zee(yang masih ngemut-ngemut ilalang), terus ngikutin cara dia ngemut-ngemut*
tiba-tiba...
BRETT!!!
si Zee laknat narik ujung batang ilalangnya, bikin serbuk sari yang nempel di ujung-ujung bunganya masuk ke mulut gue. Belom lagi laler yang lagi hinggap di dalemnya.
Oh God...
yang berdosa cuma ketawa aja(sampe guling-gulingan), sementara gue bersin-bersin, dan berusaha keras biar semua kotoran yang ada di dalem mulut gue bisa keluar.
(Ampun deh... diketawain Tuhan, gue! -_-;)
Kamis, 11 September 2008
Visit Indonesia forever!
Hiyaaah!
Kawand, sepertinya akhir"ini puasa gue dibikin makruh sama hal-hal yang nggak penting.
Gue sebenernya nggak pernah niat bikin ibadah gue kurang apdol ato nggak berkenan di mata Tuhanku yang Mahakeren.
Udah dua hari ini Chee selalu bangun telat.
Wajar sih... secara abis saur biasanya Chee yang rajin(?) ini molor lagi kayak kebo.
Mungkin sapi juga bakal terharu kalo liat gue.
Saudara sespesiesnya ternyata memiliki tingkah laku pri-kehewanan yang sangat tinggi.
Muahahaha!
Pagi pertama, Chee bangun jam setengah 7.
Oh well, itu masih tergolong pagi sih buat Chee.
secara, dari rumah ke sekolah tinggal ngesot doang.
Tapi herannya, kalo naik kuda, Chee nggak pernah bisa nyampe.
(yaiyalah... Chee kan nggak ada kandang kuda di rumah, boo~)
Pagi ke dua, jam 7.
Yah, masih lumayan pagi lah..
seenggaknya Chee bisa bolos jadwal salat Dhuha di sekolah, dan masuk kelas dengan tampang nggak berdosa *pasti guru-guru bakal luluh. triing~*
Pagi ke tiga, jam 7.15.
ew... ini dah lumayan parah. Chee sampe nggak sempet cuci muka, gara-gara buru-buru.(euh... gosok gigi juga nggak sih..)
tapi untungnya chee masih terselamatkan.
fiuuhh~
pagi keempat.....
jam setengah 8.
DHUAAR!
parah banget.
chee nggak mandi, nggak gosok gigi, nggak cuci muka, apalagi sisiran (gue tau gue jorok!!).
berangkat sekolah lari-lari, sampe dikira orang mau bunuh diri sama polantas yang nyebrangin orang di deket halte.
untung polisi itu menahan diri, dan nggak teriak, "TIDAAAK! JANGAN TERJUN DIK! HIDUPMU MASIH PANJANG!!! BAHAGIAKANLAH IBU BAPAKMU SELAGI MASIH SEMPAT! JANGANLAH KAMU NGEDEWNLOAD VIDEO BOKEP, NGELAMUN BOKEP, ATAU NULIS HENTAI DI BERKAS KOMIK KAMU! BERTOBATLAH KAU NAAAAAKK!!!"
(eh, ngomong"... sebenernya ni polantas ato ustadz kesasar yah?)
untung aja waktu chee menyelinap ke kelas (pake slow motion kayak di Matrix), gurunya nggak sadar kalo gue telat.
THX GOD!
itukah yang dinamakan dengan berkah Ramadhan?
*tuing...*
yah... sudahlah. mari kita pindah topik ke hal lain. kalo ngomongin soal telat-telatan sih nggak akan ada abisnya. hehehe...
sebenernya gue baru nemu blog di situs B****r.com, yang isinya ngejelek-jelekin negara Chee tercinta. Euhm, meski Chee bukan nasionalis, tapi Chee bener-bener ngerasa tersungging (eh, tersinggung..) waktu baca blog itu.
check out the logo of the blog!

dan satu lagi...

WTF?!!!!
sumpah, gue kesel abis. apalagi pas tau kalo yang buat blog ini orang singapur!
apalagi waktu gue baca postingnya yang 1 ini..
*buat yang warna ungu, itu blog yang gue baca beserta comment"nya!*
Saturday, January 26, 2008

kami berterus terang, kami bukanlah rakyat Malaysia, kami adalah rakyat Singapura. Persoalan mengapa kami anti Indonesia adalah kerana:
1.Bangsa Indonesia sering datang ke Singapura secara Haram
2. Amah 2 Indonesia berkelakukan buruk
3. Negara Indon kami samakan dengan negara 'TERRORIST' kerana negara ini banyak pembunuhan yang berlaku secara kejam.
4. Kami juga selaku bangsa melayu, tidak tahan dengan penghinaan bangsa lain yang menyamakan kami berketrunuan Indon!
5. Kami tidak suka dengan kerajaan Indonesia yang tidak pandai berbhasa Ingeris.
6. Kami tidak suka Media Indonesia yang sering memburuk2kan negara Asean lain.
7. Kami lebih menyokong Malaysia daripada Indonesia kerana, Malaysia lebih maju dan lebih terbuka dari Indonesia. buat yang penasaran silakan kunjungi www.dontvisitindon2008.blogspot.com
Nb: gue sangat menghargai kalo ada orang yang mau ngisengin, ngopas, atau nge deface blog ini. hehehe..
semoga amal buruk ghibah mereka dibalas oleh hal yang jauh lebih lebih lebih buruk oleh Allah SWT...
Eimen!
Kawand, sepertinya akhir"ini puasa gue dibikin makruh sama hal-hal yang nggak penting.
Gue sebenernya nggak pernah niat bikin ibadah gue kurang apdol ato nggak berkenan di mata Tuhanku yang Mahakeren.
Udah dua hari ini Chee selalu bangun telat.
Wajar sih... secara abis saur biasanya Chee yang rajin(?) ini molor lagi kayak kebo.
Mungkin sapi juga bakal terharu kalo liat gue.
Saudara sespesiesnya ternyata memiliki tingkah laku pri-kehewanan yang sangat tinggi.
Muahahaha!
Pagi pertama, Chee bangun jam setengah 7.
Oh well, itu masih tergolong pagi sih buat Chee.
secara, dari rumah ke sekolah tinggal ngesot doang.
Tapi herannya, kalo naik kuda, Chee nggak pernah bisa nyampe.
(yaiyalah... Chee kan nggak ada kandang kuda di rumah, boo~)
Pagi ke dua, jam 7.
Yah, masih lumayan pagi lah..
seenggaknya Chee bisa bolos jadwal salat Dhuha di sekolah, dan masuk kelas dengan tampang nggak berdosa *pasti guru-guru bakal luluh. triing~*
Pagi ke tiga, jam 7.15.
ew... ini dah lumayan parah. Chee sampe nggak sempet cuci muka, gara-gara buru-buru.(euh... gosok gigi juga nggak sih..)
tapi untungnya chee masih terselamatkan.
fiuuhh~
pagi keempat.....
jam setengah 8.
DHUAAR!
parah banget.
chee nggak mandi, nggak gosok gigi, nggak cuci muka, apalagi sisiran (gue tau gue jorok!!).
berangkat sekolah lari-lari, sampe dikira orang mau bunuh diri sama polantas yang nyebrangin orang di deket halte.
untung polisi itu menahan diri, dan nggak teriak, "TIDAAAK! JANGAN TERJUN DIK! HIDUPMU MASIH PANJANG!!! BAHAGIAKANLAH IBU BAPAKMU SELAGI MASIH SEMPAT! JANGANLAH KAMU NGEDEWNLOAD VIDEO BOKEP, NGELAMUN BOKEP, ATAU NULIS HENTAI DI BERKAS KOMIK KAMU! BERTOBATLAH KAU NAAAAAKK!!!"
(eh, ngomong"... sebenernya ni polantas ato ustadz kesasar yah?)
untung aja waktu chee menyelinap ke kelas (pake slow motion kayak di Matrix), gurunya nggak sadar kalo gue telat.
THX GOD!
itukah yang dinamakan dengan berkah Ramadhan?
*tuing...*
yah... sudahlah. mari kita pindah topik ke hal lain. kalo ngomongin soal telat-telatan sih nggak akan ada abisnya. hehehe...
sebenernya gue baru nemu blog di situs B****r.com, yang isinya ngejelek-jelekin negara Chee tercinta. Euhm, meski Chee bukan nasionalis, tapi Chee bener-bener ngerasa tersungging (eh, tersinggung..) waktu baca blog itu.
check out the logo of the blog!

dan satu lagi...

WTF?!!!!
sumpah, gue kesel abis. apalagi pas tau kalo yang buat blog ini orang singapur!
apalagi waktu gue baca postingnya yang 1 ini..
*buat yang warna ungu, itu blog yang gue baca beserta comment"nya!*
Saturday, January 26, 2008
NEGARA APAKAH KAMI SEBENARNYA

kami berterus terang, kami bukanlah rakyat Malaysia, kami adalah rakyat Singapura. Persoalan mengapa kami anti Indonesia adalah kerana:
1.Bangsa Indonesia sering datang ke Singapura secara Haram
2. Amah 2 Indonesia berkelakukan buruk
3. Negara Indon kami samakan dengan negara 'TERRORIST' kerana negara ini banyak pembunuhan yang berlaku secara kejam.
4. Kami juga selaku bangsa melayu, tidak tahan dengan penghinaan bangsa lain yang menyamakan kami berketrunuan Indon!
5. Kami tidak suka dengan kerajaan Indonesia yang tidak pandai berbhasa Ingeris.
6. Kami tidak suka Media Indonesia yang sering memburuk2kan negara Asean lain.
7. Kami lebih menyokong Malaysia daripada Indonesia kerana, Malaysia lebih maju dan lebih terbuka dari Indonesia.
Posted by dontvisitindon at 11:53 PM
Nb: gue sangat menghargai kalo ada orang yang mau ngisengin, ngopas, atau nge deface blog ini. hehehe..
semoga amal buruk ghibah mereka dibalas oleh hal yang jauh lebih lebih lebih buruk oleh Allah SWT...
Eimen!
Senin, 01 September 2008
About My Novel, Sakura Rythm 1
Huakakakakakakakakakakakaka.... kakaka... kak... ka....
*ketawa tanpa perasaan*
akhir-akhir ini Chee jadi suka setress sendiri kalo mikirin deadline dari JF : 20 November (duh... kekejar nggak yah?)
DUA BULAN LAGI!
Udah tau Chee bukan tipe orang yang suka buru-buru kalo ngerjain sesuatu. Takutnya hasilnya malah nggak bagus, kan? Secara Chee kan orangnya perfeksionis gitu loh.. Mana bisa nyerahin naskah gagal! (Ehem... sebenernya nggak gitu juga kalee...!) Tapi kalo nggak kekejer, Chee mesti kejer deadline yang bulan Juni nanti...
feewh~
Kayaknya gue harus pasang bubur beras merah sama beras putih deh buat memperlancar kerjaan gue. Atau sekalian aja kasih tumbal ke Dewi matahari--berupa 1 ekor nyamuk aides agepty setiap musim kemarau! yaay! (inilah animisme yang masih dianut Chee)
Kerja sih kerja.
masalahnya kepala Chee saat ini lagi mampet sama berbagai macam hal: Menu buat makan malem lah, warna kaos kaki buat besok lah, waktu buat pacaran lah, jam berapa tidur siang lah...
hal-hal yang penting itu bikin chee pusing dan stagnasi berat.
bawaannya jadi lebih seneng main game spider solitare, sambil dengerin musik Elvis Presley.
Amboooy~
Jadi daripada Chee ngelanjutin kegiatan nggak guna Chee, mending Chee nulis blog aja. Sekalian promosi Ghitu Locchhh! Huahhahha!
Dari novel => blog.... rasanya agak nggak nyambung juga, sih...
Ok, Lets Begin!
jadi novel yang gue tulis kali ini adalah...
Sakura Rythm, atau dalam versi bahasa jepangnya, Sakura no Rakka
Artinya sih sederhana aja: Hujan Sakura
so simple, isn't it? (alah, gaya lo! kek Cintha Lawrah sajjah..!)
About da story:
Novel ini novel Chee yang satu ini ngambil tema kehidupan samurai dan intrik antar marga di jepang abad pertengahan.
Woaa… belom ada lampu! belom ada tipi! belom ada kompi! belom ada listrik! belom ada setrikaan! belom ada jamban duduk!!!
tapi karena di zaman itu (1500-an nih..!) jepang lagi dalam masa yang kacau-kacaunya, gue ngga bisa buat cerita seenaknya ndewe karena bakal melibatkan cerita pemerintahan saat itu dan hubungan politik di antara mereka.
Akhirnya Chee yang jenjius ini memutuskan untuk membuat wilayah imajiner, tapi masih dalam konteks kebudayaan dan sistem kepemerintahan di jepang.
(jadi maaf banget buat penganut kebudayaan murni jepang)
Tokoh utama novel ini, Shiina Asuka, dan Tsukasa Kusanagi, lahir ketika Chee masih di bangku SD. Masih pake rok rempel merah dan belepetan ingus.
Sayang, saat itu kemampuan menulis Chee belum baik, sehingga baru dapat ditulis sekarang ini.
Ceritanya berkisah tentang seorang anak perempuan (Shiina Asuka) yang mengalami berbagai macam kepahitan dalam hidupnya, dan perjuangannya hingga akhirnya ia bisa menjadi orang yang berpengaruh dalam marga yang diabdinya.
Sewaktu kecilnya, keluarga Ashuka mengalami pembantaian di desanya oleh pasukan Marga Akai. Ayah dan ibunya terbunuh, sedangkan adiknya, Shiina Kazuki, menghilang.
Sejak saat itu, ia tinggal bersama seorang pelukis, Awazumi Keigo (Arai Kageyuu), yang ternyata seorang jago pedang. Ia belajar ilmu pedang selama beberapa tahun, dengan tujuan merubah jalan hidupnya. Asuka yakin, bahwa lewat pedang, darah leluhunya akan tetap mengalir seratus ribu tahun. Ia yakin kalau kadsuki juga akan menempuh kehidupan dengan jalan yang sama dengannya.
Diceritakan di sini, bahwa Asuka menempuh banyak rintangan dalam masa-masa awal karirnya sebagai samurai wanita; sampai akhirnya ia diterima di sebuah kesatuan samurai bernama Shinsengami–yang berarti Dewa kematian dalam Perang. Pasukan ini merupakan pasukan pembantai khusus yang merupakan andalan dari marga penguasa Provinsi Ryuuzen saat itu, marga Kusanagi. Di sanalah Asuka bertemu dengan Kusanagi Tsukasa, pewaris dari tahta kekuasaan marga Kusanagi.
Banyak hal yang mereka lalui. Dari perang satu ke perang lain, keruntuhan kekuasaan Kusanagi Shuuga, cinta, kecemburuan, pernikahan, bahkan pengkhianatan.
Yah... intinya sih segitu aja...
Chee nggak mau nyeritain banyak-banyak. Ntar nggak penasaran lagi deh...
Nggak penasaran=> Basi => nggak beli novelnya => nggak laku => nggak dapet loyaliti
(matre mode on $_$)
Tokoh-tokoh utama: (lumayan banyak juga...)
1. Shiina Asuka

Tokoh utama, nih (yaaaay! hidup tokoh utama!).
Diceritakan sebagai wanita yang berkepribadian kuat dan tegar.
Keras kepala, sehingga terkadang ia mendebat junjungannya tanpa disadari.
Tetapi justru hal itu yang membuatnya segera terkenal di kalangan para petinggi marga.
Ia pandai menyembunyikan pikirannya, sehingga keahlian dan kemampuannya bisa tertutupi dengan baik oleh muslihat dan daya tariknya sebagai wanita (cihuii~)
Tsukasa Kusanagi

Pewaris Takhta marga Kusanagi. Umurnya 19 tahun waktu pertama kali bertemu dengan Asuka (Masih menjabat sebagai ketua Shinsengami). Dikenal sebagai penerus yang jenius dalam ilmu pedang dan pemerintahan. Wajahnya cakep, makanya banyak perempuan yang suka (Chee juga suka sih! Uuh!~). Tapi sayang, orangnya dingin dan agak tertutup. Makanya cuma orang di lingkaran dalam aja yang bisa bicara bebas sama dia.
Awazumi Keigo

Nama aslinya Arai Kageyuu. Dikenal juga sebagai Kurai Gatana atau Samurai Hitam.
Pendekar legendaris dari marga Kusanagi. Diceritakan pernah membantai satu batalion pasukan musuh sendirian(Sepertinya dia bukan manusia!). Karena alasan tertentu dia keluar dari Shinsengami, dan menyendiri sebagai pelukis. Orang yang mengajarkan beladiri kepada Asuka.
Shiina Kazuki

Adik laki-laki Asuka. Bercita-cita jadi samurai meneruskan jejak ayah mereka. Menghilang waktu pembantaian keluarganya.
Serizawa Oyumi

Tunangan Tsukasa, Putri penguasa provinsi Echigo. Terkenal dengan kecantikan dan kepandaiannya. Diangkat menjadi penguasa Echigo di usia 19 tahun.
Segitu aja dlu ya?
kapan-kapan Chee lanjutin lagi.
Kalo bablas sekarang jadinya kepanjangan, bhuu...!
bersambung yee...
*ketawa tanpa perasaan*
akhir-akhir ini Chee jadi suka setress sendiri kalo mikirin deadline dari JF : 20 November (duh... kekejar nggak yah?)
DUA BULAN LAGI!
Udah tau Chee bukan tipe orang yang suka buru-buru kalo ngerjain sesuatu. Takutnya hasilnya malah nggak bagus, kan? Secara Chee kan orangnya perfeksionis gitu loh.. Mana bisa nyerahin naskah gagal! (Ehem... sebenernya nggak gitu juga kalee...!) Tapi kalo nggak kekejer, Chee mesti kejer deadline yang bulan Juni nanti...
feewh~
Kayaknya gue harus pasang bubur beras merah sama beras putih deh buat memperlancar kerjaan gue. Atau sekalian aja kasih tumbal ke Dewi matahari--berupa 1 ekor nyamuk aides agepty setiap musim kemarau! yaay! (inilah animisme yang masih dianut Chee)
Kerja sih kerja.
masalahnya kepala Chee saat ini lagi mampet sama berbagai macam hal: Menu buat makan malem lah, warna kaos kaki buat besok lah, waktu buat pacaran lah, jam berapa tidur siang lah...
hal-hal yang penting itu bikin chee pusing dan stagnasi berat.
bawaannya jadi lebih seneng main game spider solitare, sambil dengerin musik Elvis Presley.
Amboooy~
Jadi daripada Chee ngelanjutin kegiatan nggak guna Chee, mending Chee nulis blog aja. Sekalian promosi Ghitu Locchhh! Huahhahha!
Dari novel => blog.... rasanya agak nggak nyambung juga, sih...
Ok, Lets Begin!
jadi novel yang gue tulis kali ini adalah...
Sakura Rythm, atau dalam versi bahasa jepangnya, Sakura no Rakka
Artinya sih sederhana aja: Hujan Sakura
so simple, isn't it? (alah, gaya lo! kek Cintha Lawrah sajjah..!)
About da story:
Novel ini novel Chee yang satu ini ngambil tema kehidupan samurai dan intrik antar marga di jepang abad pertengahan.
Woaa… belom ada lampu! belom ada tipi! belom ada kompi! belom ada listrik! belom ada setrikaan! belom ada jamban duduk!!!
tapi karena di zaman itu (1500-an nih..!) jepang lagi dalam masa yang kacau-kacaunya, gue ngga bisa buat cerita seenaknya ndewe karena bakal melibatkan cerita pemerintahan saat itu dan hubungan politik di antara mereka.
Akhirnya Chee yang jenjius ini memutuskan untuk membuat wilayah imajiner, tapi masih dalam konteks kebudayaan dan sistem kepemerintahan di jepang.
(jadi maaf banget buat penganut kebudayaan murni jepang)
Tokoh utama novel ini, Shiina Asuka, dan Tsukasa Kusanagi, lahir ketika Chee masih di bangku SD. Masih pake rok rempel merah dan belepetan ingus.
Sayang, saat itu kemampuan menulis Chee belum baik, sehingga baru dapat ditulis sekarang ini.
Ceritanya berkisah tentang seorang anak perempuan (Shiina Asuka) yang mengalami berbagai macam kepahitan dalam hidupnya, dan perjuangannya hingga akhirnya ia bisa menjadi orang yang berpengaruh dalam marga yang diabdinya.
Sewaktu kecilnya, keluarga Ashuka mengalami pembantaian di desanya oleh pasukan Marga Akai. Ayah dan ibunya terbunuh, sedangkan adiknya, Shiina Kazuki, menghilang.
Sejak saat itu, ia tinggal bersama seorang pelukis, Awazumi Keigo (Arai Kageyuu), yang ternyata seorang jago pedang. Ia belajar ilmu pedang selama beberapa tahun, dengan tujuan merubah jalan hidupnya. Asuka yakin, bahwa lewat pedang, darah leluhunya akan tetap mengalir seratus ribu tahun. Ia yakin kalau kadsuki juga akan menempuh kehidupan dengan jalan yang sama dengannya.
Diceritakan di sini, bahwa Asuka menempuh banyak rintangan dalam masa-masa awal karirnya sebagai samurai wanita; sampai akhirnya ia diterima di sebuah kesatuan samurai bernama Shinsengami–yang berarti Dewa kematian dalam Perang. Pasukan ini merupakan pasukan pembantai khusus yang merupakan andalan dari marga penguasa Provinsi Ryuuzen saat itu, marga Kusanagi. Di sanalah Asuka bertemu dengan Kusanagi Tsukasa, pewaris dari tahta kekuasaan marga Kusanagi.
Banyak hal yang mereka lalui. Dari perang satu ke perang lain, keruntuhan kekuasaan Kusanagi Shuuga, cinta, kecemburuan, pernikahan, bahkan pengkhianatan.
Yah... intinya sih segitu aja...
Chee nggak mau nyeritain banyak-banyak. Ntar nggak penasaran lagi deh...
Nggak penasaran=> Basi => nggak beli novelnya => nggak laku => nggak dapet loyaliti
(matre mode on $_$)
Tokoh-tokoh utama: (lumayan banyak juga...)
1. Shiina Asuka

Tokoh utama, nih (yaaaay! hidup tokoh utama!).
Diceritakan sebagai wanita yang berkepribadian kuat dan tegar.
Keras kepala, sehingga terkadang ia mendebat junjungannya tanpa disadari.
Tetapi justru hal itu yang membuatnya segera terkenal di kalangan para petinggi marga.
Ia pandai menyembunyikan pikirannya, sehingga keahlian dan kemampuannya bisa tertutupi dengan baik oleh muslihat dan daya tariknya sebagai wanita (cihuii~)
Tsukasa Kusanagi

Pewaris Takhta marga Kusanagi. Umurnya 19 tahun waktu pertama kali bertemu dengan Asuka (Masih menjabat sebagai ketua Shinsengami). Dikenal sebagai penerus yang jenius dalam ilmu pedang dan pemerintahan. Wajahnya cakep, makanya banyak perempuan yang suka (Chee juga suka sih! Uuh!~). Tapi sayang, orangnya dingin dan agak tertutup. Makanya cuma orang di lingkaran dalam aja yang bisa bicara bebas sama dia.
Awazumi Keigo

Nama aslinya Arai Kageyuu. Dikenal juga sebagai Kurai Gatana atau Samurai Hitam.
Pendekar legendaris dari marga Kusanagi. Diceritakan pernah membantai satu batalion pasukan musuh sendirian(Sepertinya dia bukan manusia!). Karena alasan tertentu dia keluar dari Shinsengami, dan menyendiri sebagai pelukis. Orang yang mengajarkan beladiri kepada Asuka.
Shiina Kazuki

Adik laki-laki Asuka. Bercita-cita jadi samurai meneruskan jejak ayah mereka. Menghilang waktu pembantaian keluarganya.
Serizawa Oyumi

Tunangan Tsukasa, Putri penguasa provinsi Echigo. Terkenal dengan kecantikan dan kepandaiannya. Diangkat menjadi penguasa Echigo di usia 19 tahun.
Segitu aja dlu ya?
kapan-kapan Chee lanjutin lagi.
Kalo bablas sekarang jadinya kepanjangan, bhuu...!
bersambung yee...
Jumat, 29 Agustus 2008
Anak(?) Chee Dan Zee
Check This out, guys!
tadi gue nyoba buka situs "Makemebabies.com", dan masukin foto dua orang bego ke sana.
akhirnya yang keluar adalah....

TADAAAAAA!!!
hmm...
tapi yang bikin gue heran kok anak gue jadi mirip sama Maxilie, ya? (temen SMP gue)

Tuh kan!
Mirip nggak sih??
Cape deh...!
tadi gue nyoba buka situs "Makemebabies.com", dan masukin foto dua orang bego ke sana.
akhirnya yang keluar adalah....

TADAAAAAA!!!
hmm...
tapi yang bikin gue heran kok anak gue jadi mirip sama Maxilie, ya? (temen SMP gue)
Tuh kan!
Mirip nggak sih??
Cape deh...!
Kamis, 28 Agustus 2008
Tomato from Japan
berkat guru kompi sekolah gue yang baik hati dan tidak sombong, Pak Eka, akhirnya komputer gue bener juga.
THX GOD! ternyata tuhan tidak benar-benar ninggalin hambanya yang maha-manis ini!
hehhehhe...
makasih ya pak!
Baideway, anyway, busway, waterway...
belakangan ini sekolah gue dihebohkan dengan kedatangan seorang anak exchange student dari Jepang. Pertamanya sih gue cuek-cuek aja, toh makannya juga sama-sama nasi kayak kita. Seenggaknya bentuk dan penampakannya juga nggak akan aneh-aneh amat karena masih berasal dari satu spesies sama dengan homo sapiens lainnya.(matanya masih dua... mulutnya satu... lobang idungnya juga dua... terus apa yang aneh??)
Tapi lama-lama gue bingung juga, soalnya temen-temen sekelas gue (yang cewek) pada heboh setengah mampus ngomongin tuh anak.
Pertamanya, yang ngasih tau gue sih temen sekelas gue. Waktu itu kita lagi ada penutupan festival sekolah, lagi dengerin ceramah bapak ustadz (pak yusuf mansyur! yang kayak di tipi-tipi!), dia nyampertin gue, lalu cerita dengan antusias,
Temen : Udah tau belum, di sekolah kita kan ada exchange student!
Chee : Hee? Yang bener? Gimana orangnya?
Temen : Tadi gue udah liat. Dia pindahan dari jepang.
Chee : ... Jepang itu... negara asalnya Tom Hanks sama Miyabi yah?(Mereka berdua nggak ada hubungannya!)
Temen : ....
(Maaf ya kawand, gue lagi nggak konek waktu itu. hehe...)
Akhirnya pembicaraan itu nggak berlanjut lagi, gara-gara ustadz'a marah" di depan. Soalnya kita berisik terus sih. hehe...
Abis itu, gue juga nggak nyempetin ngeliatt tampang si manusia jepang itu. Soalnya pelajaran berikutnya gurunya killer. Bisa-bisa gue disetrap bersihin WC cowok lagi.
Tidaaaaak!
Dari sejarah aja dah terbukti kalo cowok WC'a jauh lebih jorok dari cewek!
Mereka kan kalo pipis, kencingnya kemana-mana! makanya sering nyiprat ke lantai! (pengalaman pribadi! WC gue sering dipipisin ma ade gue yang dua-duanya cowok!!)
Tapi Temen-temen masih tetep ngotot, dia nyuruh gue ketemu ma anak pindahan itu.
Gue nggak tau kenapa. Tapi dia ngomong dengan wajah berseri-seri. Mukanya merah pula...
Berhubung lagi di tengah pelajaran, akhirnya gue tunda dulu rencana finding japanese gue.
But, fortunately...
*cluk, cluk, cluk*
ada yang lewat di depan jendela kelas gue, dikelilingin sama cewek-cewek.
Si Bocah NIHON!
Gue bengong aja ngeliatin.
Buset dah... pantesan aja cewek-cewek pada ribut!
anaknya manis banget!
Gue nggak akan percaya kalo dia cowok, seandainya dia ke sekolah pake rok!
Wajahnya mirip banget sama anak yang dikisahin di buku best seller: Aku Dilahirkan 500 gram dan buta!
Bedanya dia agak lebih jantan sih...
Gue baru tau beberapa hari kemudian, kalo anak itu namanya Ohta Tomoya.
Baru 14 taun sih, tapi dia udah kelas 2 smu.
wow! masih berondong boo! (gue kayak tante girang aja nulis gini...)
Gue yakin kalo seandainya Tomoya orangnya bawel dan gombal, dia pasti bakal disebelin sama cowok-cowok labS. Hahha, untungnya orangnya kalem en nggak lancar ngomong bahasa inggrisnya. Jadi kalo ngomong sama dia harus pake bahasa isyarat.
Baru aja ade kelas gue, Ultraman, komplain ma gue lewat Chat.
Tadi siang, Tomoya bikin ribut di ekskul komik SMP (kebetulan ekskul gue SMP-SMA nyambung, cuma beda tingkatan aja).
Katanya, dia bikin para outsider ngerusuh di Aco.
Dan seperti yang bisa ditebak, hampir semuanya cewek.
Si Sipit (yang baca blog ini kalo matanya sipit juga jangan tersinggung ya... hehe :p) jadi seleb sehari di eksul gue.
(Gue nggak bisa ngebayangin. Eksul gue biasanya aja dah kayak kapal Titanic mau kelelep... untung gue nggak ada di sana...)
dan herannya lagi, tuh anak mulai terkenal dengan julukan "Tomato-kun" di sekolah gue.
Nggak tau dari mana asalnya, yang jelas kata Ultraman, julukan itu dianugrahi oleh anak-anak eskul komik.
Tomoya=> Tomota=> Tomato
*krik... krik...*
sumpah nggak ada kerjaan ganti-ganti nama orang.
Udah tau tuh anak nggak ada mirip-miripnya sama tomat!
Yang gue tau sih alisnya ada empat, soalnya matanya kelibet sama alis.
Tapi Ultraman malah bales ngomong gini, "Masih mending Tomoya-kun alisnya empat! Banchou*ketua ekskul, makanya dipanggil begini* ada lima lho!"
Chee : Kok ada lima? Satu lagi apaan?
Adrian : Satu lagi tambah kumisnya.
sumpah waktu itu gue ngakak. Perut gue sampe sakit.
Kalo dipikir-pikir kumis Banchou emang rada-rada mirip sama alis sih. hehe..
Baru kemarin gue dapet kabar kalo Tomoya pulang ke jepang.
Ternyata dia ambil pertukaran pelajar jangka pendek.
Terang aja anak-anak cewek ada kecewa,
tapi ayang cowok sih sebaliknya.
Habisnya setiap cewek yang liat Tomoya pasti bilang, "Tomoya-kun kakkoi ne!"
Yaah... mudah-mudahan dia nggak kapok dateng ke Indonesia lagi.
Ganbate ne, Tomato-kun!
Ups... Tomoya-kun!
THX GOD! ternyata tuhan tidak benar-benar ninggalin hambanya yang maha-manis ini!
hehhehhe...
makasih ya pak!
Baideway, anyway, busway, waterway...
belakangan ini sekolah gue dihebohkan dengan kedatangan seorang anak exchange student dari Jepang. Pertamanya sih gue cuek-cuek aja, toh makannya juga sama-sama nasi kayak kita. Seenggaknya bentuk dan penampakannya juga nggak akan aneh-aneh amat karena masih berasal dari satu spesies sama dengan homo sapiens lainnya.(matanya masih dua... mulutnya satu... lobang idungnya juga dua... terus apa yang aneh??)
Tapi lama-lama gue bingung juga, soalnya temen-temen sekelas gue (yang cewek) pada heboh setengah mampus ngomongin tuh anak.
Pertamanya, yang ngasih tau gue sih temen sekelas gue. Waktu itu kita lagi ada penutupan festival sekolah, lagi dengerin ceramah bapak ustadz (pak yusuf mansyur! yang kayak di tipi-tipi!), dia nyampertin gue, lalu cerita dengan antusias,
Temen : Udah tau belum, di sekolah kita kan ada exchange student!
Chee : Hee? Yang bener? Gimana orangnya?
Temen : Tadi gue udah liat. Dia pindahan dari jepang.
Chee : ... Jepang itu... negara asalnya Tom Hanks sama Miyabi yah?(Mereka berdua nggak ada hubungannya!)
Temen : ....
(Maaf ya kawand, gue lagi nggak konek waktu itu. hehe...)
Akhirnya pembicaraan itu nggak berlanjut lagi, gara-gara ustadz'a marah" di depan. Soalnya kita berisik terus sih. hehe...
Abis itu, gue juga nggak nyempetin ngeliatt tampang si manusia jepang itu. Soalnya pelajaran berikutnya gurunya killer. Bisa-bisa gue disetrap bersihin WC cowok lagi.
Tidaaaaak!
Dari sejarah aja dah terbukti kalo cowok WC'a jauh lebih jorok dari cewek!
Mereka kan kalo pipis, kencingnya kemana-mana! makanya sering nyiprat ke lantai! (pengalaman pribadi! WC gue sering dipipisin ma ade gue yang dua-duanya cowok!!)
Tapi Temen-temen masih tetep ngotot, dia nyuruh gue ketemu ma anak pindahan itu.
Gue nggak tau kenapa. Tapi dia ngomong dengan wajah berseri-seri. Mukanya merah pula...
Berhubung lagi di tengah pelajaran, akhirnya gue tunda dulu rencana finding japanese gue.
But, fortunately...
*cluk, cluk, cluk*
ada yang lewat di depan jendela kelas gue, dikelilingin sama cewek-cewek.
Si Bocah NIHON!
Gue bengong aja ngeliatin.
Buset dah... pantesan aja cewek-cewek pada ribut!
anaknya manis banget!
Gue nggak akan percaya kalo dia cowok, seandainya dia ke sekolah pake rok!
Wajahnya mirip banget sama anak yang dikisahin di buku best seller: Aku Dilahirkan 500 gram dan buta!
Bedanya dia agak lebih jantan sih...
Gue baru tau beberapa hari kemudian, kalo anak itu namanya Ohta Tomoya.
Baru 14 taun sih, tapi dia udah kelas 2 smu.
wow! masih berondong boo! (gue kayak tante girang aja nulis gini...)
Gue yakin kalo seandainya Tomoya orangnya bawel dan gombal, dia pasti bakal disebelin sama cowok-cowok labS. Hahha, untungnya orangnya kalem en nggak lancar ngomong bahasa inggrisnya. Jadi kalo ngomong sama dia harus pake bahasa isyarat.
Baru aja ade kelas gue, Ultraman, komplain ma gue lewat Chat.
Tadi siang, Tomoya bikin ribut di ekskul komik SMP (kebetulan ekskul gue SMP-SMA nyambung, cuma beda tingkatan aja).
Katanya, dia bikin para outsider ngerusuh di Aco.
Dan seperti yang bisa ditebak, hampir semuanya cewek.
Si Sipit (yang baca blog ini kalo matanya sipit juga jangan tersinggung ya... hehe :p) jadi seleb sehari di eksul gue.
(Gue nggak bisa ngebayangin. Eksul gue biasanya aja dah kayak kapal Titanic mau kelelep... untung gue nggak ada di sana...)
dan herannya lagi, tuh anak mulai terkenal dengan julukan "Tomato-kun" di sekolah gue.
Nggak tau dari mana asalnya, yang jelas kata Ultraman, julukan itu dianugrahi oleh anak-anak eskul komik.
Tomoya=> Tomota=> Tomato
*krik... krik...*
sumpah nggak ada kerjaan ganti-ganti nama orang.
Udah tau tuh anak nggak ada mirip-miripnya sama tomat!
Yang gue tau sih alisnya ada empat, soalnya matanya kelibet sama alis.
Tapi Ultraman malah bales ngomong gini, "Masih mending Tomoya-kun alisnya empat! Banchou*ketua ekskul, makanya dipanggil begini* ada lima lho!"
Chee : Kok ada lima? Satu lagi apaan?
Adrian : Satu lagi tambah kumisnya.
sumpah waktu itu gue ngakak. Perut gue sampe sakit.
Kalo dipikir-pikir kumis Banchou emang rada-rada mirip sama alis sih. hehe..
Baru kemarin gue dapet kabar kalo Tomoya pulang ke jepang.
Ternyata dia ambil pertukaran pelajar jangka pendek.
Terang aja anak-anak cewek ada kecewa,
tapi ayang cowok sih sebaliknya.
Habisnya setiap cewek yang liat Tomoya pasti bilang, "Tomoya-kun kakkoi ne!"
Yaah... mudah-mudahan dia nggak kapok dateng ke Indonesia lagi.
Ganbate ne, Tomato-kun!
Ups... Tomoya-kun!
Rabu, 27 Agustus 2008
Leptopku tersayang hancur!!!
Tadinya gue mau posting panjang, tapi nggak jadi, karena ade gue yang manis dan baek hati sekarang lagi nendang-nendangin bangku kompi, minta gantian ma gue.
Duh! Rambut gue juga dijambak-jambak!!
Emak gue juga udah teriak-teriak minta main game (nyokap game addict lho! cek deh high score game" di kompi rumah gue! isinya nama emak gue semua!!)
Yah.. bukan maksud gue mau rebutan sama mereka sih.
masalahnya leptop hhunny bunny sweety monkey gue itu lagi rusak. Pasalnya, jaringan di leptopku tersayang disusupin sama Spy-Ware (virus html), terus browsernya kena winlogon.
Makanya gue nggak bisa postng blog di sana.
Hiks... pasrahlah daku sama nasib ini. Ternyata dewi fortuna benar-benar telah menghempaskan keajaibannya dariku! (mulai deh...)
Aah... padahal gue rindu nge-net sambil tiduran di kasur yang dah jadi soulmate gue itu (jangan ditiru! nggak baik buat kesehatan. sebagai imbas kemalesan gue itu, pinggang gue jadi sering kram kayak nenek-nenek! huhu..)
Sebenernya posting kali ini masih nyambung sama masalah "Kambing" dan komputer dari posting sebelumnya (Judul: Cheeza Hacker? Bukan!!!).
Jadi maaf sekalo lagi, kalo banyak istilah yang nggak bisa dimengerti di topik posting kali ini (hohhohho!)
Tadi pagi, pas baru bangun tidur, gue iseng-iseng nge-cek leptop gue yang manis sekali lagi. Tapi nggak lama, soalnya nyokap dah teriak-teriak di bawah, dan gue belom mandi (catatan, tadi pagi gue bangun jam setengah tujuh. Jadi gue terpaksa mandi koboi, dan pergi ke sekolah tanpa nyisir. Tapi sikat gigi sih udah kok... hehehe...)
Dan waktu tutup leptop gue itu terbuka, cklek, gue nemuin kejutan yang dah bikin syok!
DATA HTML BLANK SEMUA!
Chee : @#$%^&*(?!!!!
Leptop : Hhhhhhhnnngggg... (gue nggak tau apa artinya. tapi gue rasa kayaknya leptop gue lagi nangis.)
Tadinya gue mau ngutak-ngatik dikit. Tapi nyokap teriak makin keras, gara-gara roti bikinannya belom ada yang nyamber. Terpaksa gue ke sekolah dengan tampang kecut kayak apel malang yang belom mateng.
Mood gue tambah jelek, karena ulangan Bahasa Prancis di kelas gue.
Ampun deh... Prancis tuh dari planet mana sih?! susah banget!!!
Hiks.... sebenernya sih bukan gara" ulangannya.
Masalahnya gue salah nyilang jawaban, makanya jawaban di kertas soal ma di LJK'a beda. Sumpah deh, itu kebodohan abadi Neng Cheeza yang manis dan imut ini!
Monsieur-nya juga nggak mau ngasih lagi kertas ulangan, jadi nilai gue ya sesuai dengan kecerobohan gue...
Waktu istirahat, gue mesih cemberut. Tampang gue ditekuk kayak monyet boker.
Bhuh! rasanya mau ngacak-ngacak sesuatu, tapi nggak tau apaan.
Mau ngacak-ngacak muka orang, gue nggak tega; mau ngacak-ngacak kompi sekolah, gue nggak punya duit ganti rugi; mau ngacak-ngacak ruang ganti? psling juga ntar gue jadi sasaran gebuk masal.
Akhirnya gue memutuskan untuk ngedumel sepanjang hari.
Untung chairmate gue, Devy, masih mau mendengarkan dengan sabar dan penuh perhatian.
(hiks... aku terharu)
Karena gue dah puas ngoel-ngomel soal nilai bahasa prancis, akhirnya gue pindak topik ke yayang leptop gue. Gue cerita, tentang betapa menderitanya wanita cantik ini tanpa adanya kekasih elektronik(?) yang mendampinginya.
Chee: Tau nggak seh lo Dev, Gue maraah buaget hari ini! Sebel gue! Kenapa sih leptop gue harus berpulang ke Rahmatullah selagi gue ngebutuhin banget?!
Dev : ... Ngomongnya biasa aja dong neng. Kompi lo ancur aja belom. Mau gue pulangin ke Rahmatullah beneran?
Chee : Jah! Jangan!! Abis gue kesel! Masa cuma gara-gara gue bohong, terus gue dituduh nyuri data?!
Dev : Lo dah ngomong sama si 'Kambing', belom?
Chee : Udah, tapi dia ngeles terus tuh! Alesannya sih macem-macem... mau boker lah, mau bantu nyokapnya masak lah, mau jagain neneknya yang lagi shopping lah... adaa aja!
Dev : Ngomong via apa tuh?
Chee : Y***o Messenger (seperti biasa, merek tak disebut. Ups... merk maksud saiia :p)
Dev : Ya lo omongin langsung lah!
*tring! Chee seolah mendapatkan penerangan*
Chee : Oh iya, ya? kenapa nggak sekarang aja kita ke kelasnya?
Dev : Nah, gitu dong!
Agi : (Kebetulan nimbrung) Apaa?! lo mau nyamperin si Kambing? Mau dilabrak?! Gue ikuuuuuut!!
Dev & Chee : .... siapa juga yang mau ngelabrak...?
Dengan tampang belagu ala senior yang dibakar api kemarahan (alah... nggak gitu juga sih...),
kita pergi ke kelasnya si Kambing, X-F.
Cuma sialnya, kelas itu masih belajar waktu kita samperin.
Akhirnya gue sama Dev nungguin di lorong, ngobrol sambil jongkok kayak orang lagi pup di jamban.
Bingo!
Dan setelah sepuluh menit-an, akhir penantian kita datang juga.
Grurunya keluar kelas!
But guess what?
Ternyata si Kambing udah nggak di kelas itu lagi. Dengan tampang polos, ada ade kelas gue yang ngasih tau, "Kalo kakak nyari kambing, si Kambing udah nggak disini lagi. Dia kan sekarang belajar ke kelas aksel."
*Twew...*
Boo... padahal kelas aksel dah kosong dari kapan tau, dan kita malah jongkok di depan kelas orang. Bodoh...
Nggak buang waktu, kita langsung gerebek kelasnya. Kambing yang dicari-cari lagi duduk di atas meja, dikelilingi sama cewek-cewek kelasnya. Saking keselnya gue, akhirnya gue tarik aja kerah bajunya, terus gue pojokin di ujung tangga.
Kambing : *tampang innocent* Ada apa kak?
Chee : Ada apa? Tai embek lo! kompi gue tuh ancur!
Kambing : kok ancur?
Chee : Ya iya lah! Kompi gue nggak normal namanya, kalo kena spy-ware sama winlogon masih sehat-sehat aja!
Kambing : Oh.
Chee : Oh?
Kambing : Kalo gitu instal ulang aja. Gampang, kan?
*denger jawabannya, rasanya gue mau jejelin sepatu ke mulutnya. Sayang gue lagi sepatu nyokap gue.*
Chee : Ya seenggaknya lo tanggung jawab kek!
Kambing : Tanggung jawab? Tanggung jawab mau nikahin? *cengenges-cengenges*
Chee : Serius ni gue!
Kambing : Yee, gue juga serius, kok! Dah ah, gue mau balik ke kelas, mau ngerjain tugas! (dia melengos mau pergi, tapi keburu gue tarik kerahnya. Lumayan juga keras, kancing atasnya jadi ikutan sobek. Ada suaranya, lagi, breeet!)
Chee : Mau ke mana lo kambing?!
Ujung-ujungnya dia gue interogasi sampe gue capek sendiri. Kayaknya sih dia pengen menunjukkan kesan 'nggak bersalah' dengan tampangnya yang nyantai dan cengengesan.
Tapi tampangnya yang abnormal itu bikin gue semakin curiga.
Akhirnya gue lepasin juga tuh anak. Abis kasian, perutnya dah miskol pengen jajan.
Yah, seenggaknya sampe gue berhasil ngembaliin kompi gue kayak semula (hehe..)
Nah, buat seminggu kedepan kayaknya gue sibuk nge restore program file di kompi gue.
Doain yah!
Btw ni posting segini dulu ya,
ade gue semakin menjadi-jadi nih!
Wogh! Sekarang pantat gue ditendangin!
TOLOOOONG!!!
Duh! Rambut gue juga dijambak-jambak!!
Emak gue juga udah teriak-teriak minta main game (nyokap game addict lho! cek deh high score game" di kompi rumah gue! isinya nama emak gue semua!!)
Yah.. bukan maksud gue mau rebutan sama mereka sih.
masalahnya leptop hhunny bunny sweety monkey gue itu lagi rusak. Pasalnya, jaringan di leptopku tersayang disusupin sama Spy-Ware (virus html), terus browsernya kena winlogon.
Makanya gue nggak bisa postng blog di sana.
Hiks... pasrahlah daku sama nasib ini. Ternyata dewi fortuna benar-benar telah menghempaskan keajaibannya dariku! (mulai deh...)
Aah... padahal gue rindu nge-net sambil tiduran di kasur yang dah jadi soulmate gue itu (jangan ditiru! nggak baik buat kesehatan. sebagai imbas kemalesan gue itu, pinggang gue jadi sering kram kayak nenek-nenek! huhu..)
Sebenernya posting kali ini masih nyambung sama masalah "Kambing" dan komputer dari posting sebelumnya (Judul: Cheeza Hacker? Bukan!!!).
Jadi maaf sekalo lagi, kalo banyak istilah yang nggak bisa dimengerti di topik posting kali ini (hohhohho!)
Tadi pagi, pas baru bangun tidur, gue iseng-iseng nge-cek leptop gue yang manis sekali lagi. Tapi nggak lama, soalnya nyokap dah teriak-teriak di bawah, dan gue belom mandi (catatan, tadi pagi gue bangun jam setengah tujuh. Jadi gue terpaksa mandi koboi, dan pergi ke sekolah tanpa nyisir. Tapi sikat gigi sih udah kok... hehehe...)
Dan waktu tutup leptop gue itu terbuka, cklek, gue nemuin kejutan yang dah bikin syok!
DATA HTML BLANK SEMUA!
Chee : @#$%^&*(?!!!!
Leptop : Hhhhhhhnnngggg... (gue nggak tau apa artinya. tapi gue rasa kayaknya leptop gue lagi nangis.)
Tadinya gue mau ngutak-ngatik dikit. Tapi nyokap teriak makin keras, gara-gara roti bikinannya belom ada yang nyamber. Terpaksa gue ke sekolah dengan tampang kecut kayak apel malang yang belom mateng.
Mood gue tambah jelek, karena ulangan Bahasa Prancis di kelas gue.
Ampun deh... Prancis tuh dari planet mana sih?! susah banget!!!
Hiks.... sebenernya sih bukan gara" ulangannya.
Masalahnya gue salah nyilang jawaban, makanya jawaban di kertas soal ma di LJK'a beda. Sumpah deh, itu kebodohan abadi Neng Cheeza yang manis dan imut ini!
Monsieur-nya juga nggak mau ngasih lagi kertas ulangan, jadi nilai gue ya sesuai dengan kecerobohan gue...
Waktu istirahat, gue mesih cemberut. Tampang gue ditekuk kayak monyet boker.
Bhuh! rasanya mau ngacak-ngacak sesuatu, tapi nggak tau apaan.
Mau ngacak-ngacak muka orang, gue nggak tega; mau ngacak-ngacak kompi sekolah, gue nggak punya duit ganti rugi; mau ngacak-ngacak ruang ganti? psling juga ntar gue jadi sasaran gebuk masal.
Akhirnya gue memutuskan untuk ngedumel sepanjang hari.
Untung chairmate gue, Devy, masih mau mendengarkan dengan sabar dan penuh perhatian.
(hiks... aku terharu)
Karena gue dah puas ngoel-ngomel soal nilai bahasa prancis, akhirnya gue pindak topik ke yayang leptop gue. Gue cerita, tentang betapa menderitanya wanita cantik ini tanpa adanya kekasih elektronik(?) yang mendampinginya.
Chee: Tau nggak seh lo Dev, Gue maraah buaget hari ini! Sebel gue! Kenapa sih leptop gue harus berpulang ke Rahmatullah selagi gue ngebutuhin banget?!
Dev : ... Ngomongnya biasa aja dong neng. Kompi lo ancur aja belom. Mau gue pulangin ke Rahmatullah beneran?
Chee : Jah! Jangan!! Abis gue kesel! Masa cuma gara-gara gue bohong, terus gue dituduh nyuri data?!
Dev : Lo dah ngomong sama si 'Kambing', belom?
Chee : Udah, tapi dia ngeles terus tuh! Alesannya sih macem-macem... mau boker lah, mau bantu nyokapnya masak lah, mau jagain neneknya yang lagi shopping lah... adaa aja!
Dev : Ngomong via apa tuh?
Chee : Y***o Messenger (seperti biasa, merek tak disebut. Ups... merk maksud saiia :p)
Dev : Ya lo omongin langsung lah!
*tring! Chee seolah mendapatkan penerangan*
Chee : Oh iya, ya? kenapa nggak sekarang aja kita ke kelasnya?
Dev : Nah, gitu dong!
Agi : (Kebetulan nimbrung) Apaa?! lo mau nyamperin si Kambing? Mau dilabrak?! Gue ikuuuuuut!!
Dev & Chee : .... siapa juga yang mau ngelabrak...?
Dengan tampang belagu ala senior yang dibakar api kemarahan (alah... nggak gitu juga sih...),
kita pergi ke kelasnya si Kambing, X-F.
Cuma sialnya, kelas itu masih belajar waktu kita samperin.
Akhirnya gue sama Dev nungguin di lorong, ngobrol sambil jongkok kayak orang lagi pup di jamban.
Bingo!
Dan setelah sepuluh menit-an, akhir penantian kita datang juga.
Grurunya keluar kelas!
But guess what?
Ternyata si Kambing udah nggak di kelas itu lagi. Dengan tampang polos, ada ade kelas gue yang ngasih tau, "Kalo kakak nyari kambing, si Kambing udah nggak disini lagi. Dia kan sekarang belajar ke kelas aksel."
*Twew...*
Boo... padahal kelas aksel dah kosong dari kapan tau, dan kita malah jongkok di depan kelas orang. Bodoh...
Nggak buang waktu, kita langsung gerebek kelasnya. Kambing yang dicari-cari lagi duduk di atas meja, dikelilingi sama cewek-cewek kelasnya. Saking keselnya gue, akhirnya gue tarik aja kerah bajunya, terus gue pojokin di ujung tangga.
Kambing : *tampang innocent* Ada apa kak?
Chee : Ada apa? Tai embek lo! kompi gue tuh ancur!
Kambing : kok ancur?
Chee : Ya iya lah! Kompi gue nggak normal namanya, kalo kena spy-ware sama winlogon masih sehat-sehat aja!
Kambing : Oh.
Chee : Oh?
Kambing : Kalo gitu instal ulang aja. Gampang, kan?
*denger jawabannya, rasanya gue mau jejelin sepatu ke mulutnya. Sayang gue lagi sepatu nyokap gue.*
Chee : Ya seenggaknya lo tanggung jawab kek!
Kambing : Tanggung jawab? Tanggung jawab mau nikahin? *cengenges-cengenges*
Chee : Serius ni gue!
Kambing : Yee, gue juga serius, kok! Dah ah, gue mau balik ke kelas, mau ngerjain tugas! (dia melengos mau pergi, tapi keburu gue tarik kerahnya. Lumayan juga keras, kancing atasnya jadi ikutan sobek. Ada suaranya, lagi, breeet!)
Chee : Mau ke mana lo kambing?!
Ujung-ujungnya dia gue interogasi sampe gue capek sendiri. Kayaknya sih dia pengen menunjukkan kesan 'nggak bersalah' dengan tampangnya yang nyantai dan cengengesan.
Tapi tampangnya yang abnormal itu bikin gue semakin curiga.
Akhirnya gue lepasin juga tuh anak. Abis kasian, perutnya dah miskol pengen jajan.
Yah, seenggaknya sampe gue berhasil ngembaliin kompi gue kayak semula (hehe..)
Nah, buat seminggu kedepan kayaknya gue sibuk nge restore program file di kompi gue.
Doain yah!
Btw ni posting segini dulu ya,
ade gue semakin menjadi-jadi nih!
Wogh! Sekarang pantat gue ditendangin!
TOLOOOONG!!!
Rabu, 20 Agustus 2008
Chee Hacker? Bukan!!!
Eh, sebelum lo baca blog ini, ada beberapa hal yang perlu gue ingetin.
1. Blog ini bersifat kumulatif, dalam artian bacaannya mungkin agak nggak penting dan banyak(meskipun emang biasanya juga gitu), karena chee males posting belakangan ini. hehe...
2. Banyak konfrontasi yang ditulis di sini. Gue nggak nyebut "merk", tapi kalo ada yang merasa tersungging, eh... tersinggung, silahkan tutup saja blog ini tanpa diingat-ingat. (Tapi jangan lupa inget gue yang lucu dan manis ini yaaa... wakakakaka!):p
3. Berisi beberapa kata yang mungkin cuma bisa dimengerti oleh orang yang bersinggungan langsung dengan hal-hal yang Chee lakuin. Jadi maaf buat yang nggak ngerti. Secara, chee emang bukan orang planet bumi, jadi maaf yaa. Di skip aja bacanya. Ok?
Buat lo semua yang suka komputing, pasti tau kan, apa yang dimaksud dengan Hacker?
Yap, Bener banget!
Itu ajang kumpul-kumpul buat bapak-bapak bos dan bawahanya buat ngadain sebuah diskusi!
Eh... Itu namanya Raker yaa? (Ehm... kesalahan teknis...)
Hmm... Buat programer, yang namanya hacker itu kayak walang sangit buat petani, atau kayak kancil di ladang, atau kayak hama wereng yang bikin padi selalu gagal panen.
Yah, jadi singkat kata, Hacker itu seseorang yang suka memanipulasi jaringan web, terus ngebobol situs-situs yang bisa ngasih mereka keuntungan.
Jujur aja, semasa SMP, Chee termasuk bocah iseng yang selalu penasaran (tapi bukan hantu penasaran kek sadako...). Dan Chee juga punya lima orang temen yang juga iseng dan sama-sama suka penasaran.
Kebetulan hobi dan minat kita sama : Main game onlen, komputing makan, dan males-malesan.
Satu lagi. Kita semua setan warnet.
Sekali waktu, kita pernah main game nonstop dari pagi ketemu pagi.
Padahal kita berlima cewek lho! Waktu ditanyain sama mbak-mak yang jaga warnet, kita cuma nyengir, "Hehehe... biasa lah mbak. 'Nginep di rumah temen'."
Yah... ketauan deh boongnya.
Nah, izinkanlah neng Cheeza untuk memperkenalkan setan-setan warnet ini. (nggak diizinin juga bakal tetep gue kenalin sih...)
yang pertama...
Syika

Anak ini paling grilly di antara kita semua. Lucu sih, tapi kadang-kadang moody, dan kepribadiannya berubah jadi freak abis kalo penyakitnya lagi kambuh! Ketawanya serem, kayak di komik-komik cewek taun 80-an, "Kyahhahhahha!"
Hobinya hunting cowok cakep.
Satu hal yang Chee benci dari dia: Jago matematika dan fisika!
Bikin sirik aja...
Cheeza

Anak paling aneh dan nggak tau malu . Temen-temennya berdiagnosa kalo urat malu Chee udah putus, jadi Chee bisa tetep cuek, meski Chee teriak-teriak tentang situs bokep di warnet. Ketua guild di RO. Hobinya ngupil dan makan. Jatuh cinta sama leptopnya sendiri. Phobia dengan manusia berjenis kelamin jantan.
Dwie

Sering meneriakkan kata-kata nggak perlu kalo kita lagi kumpul: "Uwaaaaaa!" atau, "Kya Kya Kyaa," atau, "Nya nya nya", atau, "U... lalalala," atau, "Soo cool yea!", atau, "Miaaw meoong meooong."
nggak ada yang tau di kena penyakit apa, makanya mbah dukun juga nggak bisa nyembuhin.
Dia JiBan (Jilbaber Edan), yang nggak bisa diajak ngomong bokep gara-gara terlalu polos.
Kakaknya programer komputer.
Tifa

Ndut, tukang ngabisin makanan. Kalo ada dia, pasti makanan yang disediain harus ekstra. Kalo ngomong suka sembarangan, nggak ada sensornya. Suka bokep, dan kadang-kadang rada ngeres. Sangat suka berakting jadi anaknya Bill Gates.
Dealer di toko pulsa emaknya.
Maxillia

Orang nggak butuh waktu lama buat tau kalo anak ini emang lebih lemot dibanding makhluk sesama jenisnya. Sering disconect, makanya kalo ngomong sama dia harus diulang berkali-kali. Sama kayak Dwie, dia juga tipikal anak polos yang belom "rusak".
Hobinya ngoleksi cowok (sekarang udah enggak sih...hehe)
Jago ngutak-ngatik program, dan literatur data.
Chachell

Sepintas keliatannya kayak anak baik-baik dan masih polos, tapi ternyata dia juga sama aja kayak Chee (meskipun emang lebih parah Chee). Sering asal nyeplos tanpa sadar apa yang lagi dia omongin. Hobinya ngoleksi video hentai dan surfing program.
Nggak pernah ketinggalan gosip.
Nah, enam anak ini sering ngumpul di tempat-tempat tertentu (lebih sering ke warnet) buat sekedar ngobrol atau main game bareng. Yah... kalo buat anak seumuran kita, mungkin kita termasuk tipikal yang "Boros", karena sering buang-buang uang buat main game.
(Yee... salahin gamenya tuh! suruh siapa game asik? kalo nggak, kita nggak akan main kok!)
Waktu kita lagi main di rumahnya Maxillia, kayak biasa kita browsing situs-situs aneh buat diketawain, ato situs bokep buat ngegodain Maxilia sama Dwie (ya enggak lah!).
sampe akhirnya, secara nggak sengaja, kita ngeliat isi FD Dwie.
Bukan hal istimewa sih...
Tapi tetep aja bikin gue penasaran. Ada icon yang dibuat asal-asalan pake script, dengan warna-warna yang norak abis.
Di bawahnya, ada tulisan gede-gede kayak jengkol, yang bunyinya, "SELF DESTRUCTION".
Dari tipe tulisannya, gue langsung bisa nebak kalo tu program dibuat pake DOS.
Maxilie : Apaan tuh Wie?
Dwie : Oh itu? buatan kakak gue. Norak ya?
Chee : Kayaknya dari program Java, ya?
Dwie : Iya, dari Java script, terus disisipin ke DOS.
Syika : Emangnya apaan? Kok DOS disisipin script lagi? Bikin program hack?
Dwie : Yah, semacem itu sih. Lebih tepatnya sih virus.
*Si Maxilie langsung maki-maki dwie, sambil nuntut FD'a dicabut cepet-cepet. tapi Si dwie cuma ketawa-ketawa, sambil nyanyi-nyanyi nggak jelas.
Dwie : Uuu... lalala, jangan panik dulu. Ini nggak akan kebuka kalo lo nggak klik iconnya.
Maxilie : Hah...? terus kalo kebuka?
Dwie : Ilang kalo di restart.
Cheeza: *nyengir jail* berarti kalo dibuka nggak apa-apa dong.
Maxilie : Jangaaaaaaaaaaaaannn!!!!
*klik* akhirnya Chee buka juga tuh icon. Tiba-tiba layarnya jadi warna biru terang gitu. Terus ada tulisan, "Kompi anda kayaknya ngadat deh."
Maxilie : Cheeeezaaaaaaa!!! Kampret lo! Balikin lagi kompi gueee!
Dwie : Kyahahaha, di restart juga ilang kok!
dan ternyata bener, setelah di restart, virus itu ilang. Meskipun kompinya agak-agak nge-hang.
Maxilie akhirnya ngambek selama beberapa hari, dan nggak mau ngomong sama gue dan dwie. Tapi setelah gue sogok pake coklat, akhirnya dia balik lagi ke asal.
Tapi nggak tau kenapa, sejak saat itu kita jadi tertarik buat bikin program yang aneh-aneh. Entah itu pake pascal, CC++, bahkan sampe ke SQL.(nama bahasa pemrograman)
Sampe akhirnya, gue nemuin kebiasaan baru. Ngutak-ngatik situs website.
Sebenernya bukan hal besar, berhubung program yang gue pake juga cuma seadanya. Biasanya pake CC++, tapi kalo mau ngerjain orang pake Java.
Bodohnya lagi, temen gue pada ngikutin, dan mulailah kita bikin kolaborasi buat bikin program-program yang agak aneh dan sedikit "berbahaya". Dari mulai virus log kayak yang pernah dibikin abangnya Dwie, sampe virus yang bener-bener ngerusak kompi.
Malahan pernah kita bikin 3 kompi sekolah rusak, dan diganti yang baru. Gue nggak tau, gimana cara temen-temen gue (teknisi rumus, yang berrgelut dengan matematika), nemuin titik temu di waktu 15 menit. Jadi, kompi itu rusak dengan sukses di menit itu juga, meski terlambat 4-6 detik. Waktu itu kita diburu abis-abisan sama guru-guru. Tapi untungnya kayaknya mereka nggak nyangka kalo pelaku kerusuhan itu cewek-cewek yang lucu ini, jadi kita nggak ketauan.
Tapi sejak saat itu kita kapok, dan nggak pernah lagi bersinggungan sama yang namanya virus.
Sampe suatu hari, kita iseng" iseng crack sebuah situs pake program *****.
Sampe kita sadar, kalo yang kita buka itu data instansi pemerintah. Mati dah...
Ya otomatis kita ketakutan, dan langsung berhenti tanpa ngeliat apa-apa di situs itu.
(Tapi emang selama ini kita nggak pernah ngelakuin apa-apa kalo nge crack web. Cuma nembus firewallnya aja, abis itu kita balikin lagi. Baik ya?)
Cuma sialnya, kita ketauan sama CP. Untung aja kita lagi di warnet. Mampus aja kalo bukanya di rumah!! Bisa-bisa langsung digerebek kayak sepasang kekasih yang sewa kamar jam-jaman di hotel!
Abis itu kita juga kapok, dan nggak pernah nyentuh yang namanya program komputer. Meskipun itu cuma SQL buat wirewall. hikss... sedih banget deh.
Tapi Chee sih kadang-kadang masih suka utak-atik dikit-dikit.
Iseng aja. Nggak membahayakan pihak manapun kok! Sweaaar!
Udah tau gue nggak tegaan orangnya.
Nah, baru kemaren, ada temen gue tercinta, sebut saja namanya "Kambing", nanya-nanya soal prorgam kompi yang biasa gue pake di hum. Yah, karena gue ini orangnya manis, ramah, dan baik hati, ya gue tanggepin aja obrolannya. Lagian anaknya emang asyik diajak ngobrol kok! tanpa sengaja kita jadi deket, terus sering chatting-chattingan.
Tapi gue agak kaget juga waktu tau kalo si Kambing ini ternyata Hacker.
Buat temen-temennya sih, Kambing lumayan nyebelin. Tapi karena gue belom pernah diusilin, ya gue enjoy-enjoy aja.
Baru kemaren-kemaren ini, gue chatting lagi sama dia.
Pertamanya kita ngobrol soal Java script, karena gue pengen isengin FS orang (mata bales mata, gigi bales gigi, darah bales darah! huahahahah!). Tapi lama-kelamaan obrolan kita kok jadi ngeleber yah?
Dia jadi nanya-nanya soal bahasa program buat hacking, dan situs yang pernah gue tembus firewallnya. Duhh.. gue mulai mencium bau busuk di balik percakapan ini (eh, gue lupa kalo gue ngiler di atas leptop gue tadi malem...).
Nggak taunya dia lagi ngobrol sama temennya yang petugas sercure web jga, tapi mantan hacker.
Mampus gue...
Gue mau ngomong ke si Kambing, tapi si Kambing pasti cerita ke temennya itu.
Ujung-ujungnya gue malah belagak pilon, sambil berusaha dianggap sebagai orang bego.
Kambing: Temen gue nanya, bahasa program yang lo pake apaan, Chee?
Chee : Bahasa inggris.
Kambing : Serius gue, dodol
Chee :Yee, pemrograman emang selalu pake bahasa inggris kan? mana ada yang pake bahasa arab??
Kambing : Lo jawab dong!
Chee : Mau tau aja lo.
Kambing :Ya udah deh, server situsnya pake bahasa apa?
Chee : Tau deh... Pascal kali... *ngasal*
BEGO! mana mungkin ada website yang pake pascal buat bahasa pemrogramannya. Kalo nggak Perl ya paling banter palingan SQL!!!
Ujung-ujungnya hening sesaat,
terus temen gue bilang,
Kambing : Chee, pantesan temen gue kayaknya kesel banget...
Chee : ?
Kambing : Gue tau, lo boong. Lo cuma mau nyuri program hack gue kan?!
Chee : Hah?! apa kata lo?
Kambing : Lo bukan hacker kan? lo boong ma gue.
Chee : KAPAN GUE PERNAH BILANG KALO GUE INI HACKER?!!!
Kambing : kata lo, lo suka masuk ke server site?
Chee : Hah? tapi gue nggak pernah ngapa"in! gue cuma nge crack aja, abis itu gue tinggalin!
Kambing : Gue nggak percaya! Bilang aja kalo lo mau nyuri data!
Chee : JANGAN SAMAIN GUE KAYAK LO!
Ujung-ujungnya temen gue itu ngotot kalo gue emang bener-bener boong, dan akhirnya dia nggak pernah negor gue lagi; meskipun cuma di link chatting.
Huh... ini ya yang namanya pager makan tanaman?
nyebelin banget!
1. Blog ini bersifat kumulatif, dalam artian bacaannya mungkin agak nggak penting dan banyak(meskipun emang biasanya juga gitu), karena chee males posting belakangan ini. hehe...
2. Banyak konfrontasi yang ditulis di sini. Gue nggak nyebut "merk", tapi kalo ada yang merasa tersungging, eh... tersinggung, silahkan tutup saja blog ini tanpa diingat-ingat. (Tapi jangan lupa inget gue yang lucu dan manis ini yaaa... wakakakaka!):p
3. Berisi beberapa kata yang mungkin cuma bisa dimengerti oleh orang yang bersinggungan langsung dengan hal-hal yang Chee lakuin. Jadi maaf buat yang nggak ngerti. Secara, chee emang bukan orang planet bumi, jadi maaf yaa. Di skip aja bacanya. Ok?
Buat lo semua yang suka komputing, pasti tau kan, apa yang dimaksud dengan Hacker?
Yap, Bener banget!
Itu ajang kumpul-kumpul buat bapak-bapak bos dan bawahanya buat ngadain sebuah diskusi!
Eh... Itu namanya Raker yaa? (Ehm... kesalahan teknis...)
Hmm... Buat programer, yang namanya hacker itu kayak walang sangit buat petani, atau kayak kancil di ladang, atau kayak hama wereng yang bikin padi selalu gagal panen.
Yah, jadi singkat kata, Hacker itu seseorang yang suka memanipulasi jaringan web, terus ngebobol situs-situs yang bisa ngasih mereka keuntungan.
Jujur aja, semasa SMP, Chee termasuk bocah iseng yang selalu penasaran (tapi bukan hantu penasaran kek sadako...). Dan Chee juga punya lima orang temen yang juga iseng dan sama-sama suka penasaran.
Kebetulan hobi dan minat kita sama : Main game onlen, komputing makan, dan males-malesan.
Satu lagi. Kita semua setan warnet.
Sekali waktu, kita pernah main game nonstop dari pagi ketemu pagi.
Padahal kita berlima cewek lho! Waktu ditanyain sama mbak-mak yang jaga warnet, kita cuma nyengir, "Hehehe... biasa lah mbak. 'Nginep di rumah temen'."
Yah... ketauan deh boongnya.
Nah, izinkanlah neng Cheeza untuk memperkenalkan setan-setan warnet ini. (nggak diizinin juga bakal tetep gue kenalin sih...)
yang pertama...
Syika
Anak ini paling grilly di antara kita semua. Lucu sih, tapi kadang-kadang moody, dan kepribadiannya berubah jadi freak abis kalo penyakitnya lagi kambuh! Ketawanya serem, kayak di komik-komik cewek taun 80-an, "Kyahhahhahha!"
Hobinya hunting cowok cakep.
Satu hal yang Chee benci dari dia: Jago matematika dan fisika!
Bikin sirik aja...
Cheeza

Anak paling aneh dan nggak tau malu . Temen-temennya berdiagnosa kalo urat malu Chee udah putus, jadi Chee bisa tetep cuek, meski Chee teriak-teriak tentang situs bokep di warnet. Ketua guild di RO. Hobinya ngupil dan makan. Jatuh cinta sama leptopnya sendiri. Phobia dengan manusia berjenis kelamin jantan.
Dwie

Sering meneriakkan kata-kata nggak perlu kalo kita lagi kumpul: "Uwaaaaaa!" atau, "Kya Kya Kyaa," atau, "Nya nya nya", atau, "U... lalalala," atau, "Soo cool yea!", atau, "Miaaw meoong meooong."
nggak ada yang tau di kena penyakit apa, makanya mbah dukun juga nggak bisa nyembuhin.
Dia JiBan (Jilbaber Edan), yang nggak bisa diajak ngomong bokep gara-gara terlalu polos.
Kakaknya programer komputer.
Tifa
Ndut, tukang ngabisin makanan. Kalo ada dia, pasti makanan yang disediain harus ekstra. Kalo ngomong suka sembarangan, nggak ada sensornya. Suka bokep, dan kadang-kadang rada ngeres. Sangat suka berakting jadi anaknya Bill Gates.
Dealer di toko pulsa emaknya.
Maxillia

Orang nggak butuh waktu lama buat tau kalo anak ini emang lebih lemot dibanding makhluk sesama jenisnya. Sering disconect, makanya kalo ngomong sama dia harus diulang berkali-kali. Sama kayak Dwie, dia juga tipikal anak polos yang belom "rusak".
Hobinya ngoleksi cowok (sekarang udah enggak sih...hehe)
Jago ngutak-ngatik program, dan literatur data.
Chachell

Sepintas keliatannya kayak anak baik-baik dan masih polos, tapi ternyata dia juga sama aja kayak Chee (meskipun emang lebih parah Chee). Sering asal nyeplos tanpa sadar apa yang lagi dia omongin. Hobinya ngoleksi video hentai dan surfing program.
Nggak pernah ketinggalan gosip.
Nah, enam anak ini sering ngumpul di tempat-tempat tertentu (lebih sering ke warnet) buat sekedar ngobrol atau main game bareng. Yah... kalo buat anak seumuran kita, mungkin kita termasuk tipikal yang "Boros", karena sering buang-buang uang buat main game.
(Yee... salahin gamenya tuh! suruh siapa game asik? kalo nggak, kita nggak akan main kok!)
Waktu kita lagi main di rumahnya Maxillia, kayak biasa kita browsing situs-situs aneh buat diketawain, ato situs bokep buat ngegodain Maxilia sama Dwie (ya enggak lah!).
sampe akhirnya, secara nggak sengaja, kita ngeliat isi FD Dwie.
Bukan hal istimewa sih...
Tapi tetep aja bikin gue penasaran. Ada icon yang dibuat asal-asalan pake script, dengan warna-warna yang norak abis.
Di bawahnya, ada tulisan gede-gede kayak jengkol, yang bunyinya, "SELF DESTRUCTION".
Dari tipe tulisannya, gue langsung bisa nebak kalo tu program dibuat pake DOS.
Maxilie : Apaan tuh Wie?
Dwie : Oh itu? buatan kakak gue. Norak ya?
Chee : Kayaknya dari program Java, ya?
Dwie : Iya, dari Java script, terus disisipin ke DOS.
Syika : Emangnya apaan? Kok DOS disisipin script lagi? Bikin program hack?
Dwie : Yah, semacem itu sih. Lebih tepatnya sih virus.
*Si Maxilie langsung maki-maki dwie, sambil nuntut FD'a dicabut cepet-cepet. tapi Si dwie cuma ketawa-ketawa, sambil nyanyi-nyanyi nggak jelas.
Dwie : Uuu... lalala, jangan panik dulu. Ini nggak akan kebuka kalo lo nggak klik iconnya.
Maxilie : Hah...? terus kalo kebuka?
Dwie : Ilang kalo di restart.
Cheeza: *nyengir jail* berarti kalo dibuka nggak apa-apa dong.
Maxilie : Jangaaaaaaaaaaaaannn!!!!
*klik* akhirnya Chee buka juga tuh icon. Tiba-tiba layarnya jadi warna biru terang gitu. Terus ada tulisan, "Kompi anda kayaknya ngadat deh."
Maxilie : Cheeeezaaaaaaa!!! Kampret lo! Balikin lagi kompi gueee!
Dwie : Kyahahaha, di restart juga ilang kok!
dan ternyata bener, setelah di restart, virus itu ilang. Meskipun kompinya agak-agak nge-hang.
Maxilie akhirnya ngambek selama beberapa hari, dan nggak mau ngomong sama gue dan dwie. Tapi setelah gue sogok pake coklat, akhirnya dia balik lagi ke asal.
Tapi nggak tau kenapa, sejak saat itu kita jadi tertarik buat bikin program yang aneh-aneh. Entah itu pake pascal, CC++, bahkan sampe ke SQL.(nama bahasa pemrograman)
Sampe akhirnya, gue nemuin kebiasaan baru. Ngutak-ngatik situs website.
Sebenernya bukan hal besar, berhubung program yang gue pake juga cuma seadanya. Biasanya pake CC++, tapi kalo mau ngerjain orang pake Java.
Bodohnya lagi, temen gue pada ngikutin, dan mulailah kita bikin kolaborasi buat bikin program-program yang agak aneh dan sedikit "berbahaya". Dari mulai virus log kayak yang pernah dibikin abangnya Dwie, sampe virus yang bener-bener ngerusak kompi.
Malahan pernah kita bikin 3 kompi sekolah rusak, dan diganti yang baru. Gue nggak tau, gimana cara temen-temen gue (teknisi rumus, yang berrgelut dengan matematika), nemuin titik temu di waktu 15 menit. Jadi, kompi itu rusak dengan sukses di menit itu juga, meski terlambat 4-6 detik. Waktu itu kita diburu abis-abisan sama guru-guru. Tapi untungnya kayaknya mereka nggak nyangka kalo pelaku kerusuhan itu cewek-cewek yang lucu ini, jadi kita nggak ketauan.
Tapi sejak saat itu kita kapok, dan nggak pernah lagi bersinggungan sama yang namanya virus.
Sampe suatu hari, kita iseng" iseng crack sebuah situs pake program *****.
Sampe kita sadar, kalo yang kita buka itu data instansi pemerintah. Mati dah...
Ya otomatis kita ketakutan, dan langsung berhenti tanpa ngeliat apa-apa di situs itu.
(Tapi emang selama ini kita nggak pernah ngelakuin apa-apa kalo nge crack web. Cuma nembus firewallnya aja, abis itu kita balikin lagi. Baik ya?)
Cuma sialnya, kita ketauan sama CP. Untung aja kita lagi di warnet. Mampus aja kalo bukanya di rumah!! Bisa-bisa langsung digerebek kayak sepasang kekasih yang sewa kamar jam-jaman di hotel!
Abis itu kita juga kapok, dan nggak pernah nyentuh yang namanya program komputer. Meskipun itu cuma SQL buat wirewall. hikss... sedih banget deh.
Tapi Chee sih kadang-kadang masih suka utak-atik dikit-dikit.
Iseng aja. Nggak membahayakan pihak manapun kok! Sweaaar!
Udah tau gue nggak tegaan orangnya.
Nah, baru kemaren, ada temen gue tercinta, sebut saja namanya "Kambing", nanya-nanya soal prorgam kompi yang biasa gue pake di hum. Yah, karena gue ini orangnya manis, ramah, dan baik hati, ya gue tanggepin aja obrolannya. Lagian anaknya emang asyik diajak ngobrol kok! tanpa sengaja kita jadi deket, terus sering chatting-chattingan.
Tapi gue agak kaget juga waktu tau kalo si Kambing ini ternyata Hacker.
Buat temen-temennya sih, Kambing lumayan nyebelin. Tapi karena gue belom pernah diusilin, ya gue enjoy-enjoy aja.
Baru kemaren-kemaren ini, gue chatting lagi sama dia.
Pertamanya kita ngobrol soal Java script, karena gue pengen isengin FS orang (mata bales mata, gigi bales gigi, darah bales darah! huahahahah!). Tapi lama-kelamaan obrolan kita kok jadi ngeleber yah?
Dia jadi nanya-nanya soal bahasa program buat hacking, dan situs yang pernah gue tembus firewallnya. Duhh.. gue mulai mencium bau busuk di balik percakapan ini (eh, gue lupa kalo gue ngiler di atas leptop gue tadi malem...).
Nggak taunya dia lagi ngobrol sama temennya yang petugas sercure web jga, tapi mantan hacker.
Mampus gue...
Gue mau ngomong ke si Kambing, tapi si Kambing pasti cerita ke temennya itu.
Ujung-ujungnya gue malah belagak pilon, sambil berusaha dianggap sebagai orang bego.
Kambing: Temen gue nanya, bahasa program yang lo pake apaan, Chee?
Chee : Bahasa inggris.
Kambing : Serius gue, dodol
Chee :Yee, pemrograman emang selalu pake bahasa inggris kan? mana ada yang pake bahasa arab??
Kambing : Lo jawab dong!
Chee : Mau tau aja lo.
Kambing :Ya udah deh, server situsnya pake bahasa apa?
Chee : Tau deh... Pascal kali... *ngasal*
BEGO! mana mungkin ada website yang pake pascal buat bahasa pemrogramannya. Kalo nggak Perl ya paling banter palingan SQL!!!
Ujung-ujungnya hening sesaat,
terus temen gue bilang,
Kambing : Chee, pantesan temen gue kayaknya kesel banget...
Chee : ?
Kambing : Gue tau, lo boong. Lo cuma mau nyuri program hack gue kan?!
Chee : Hah?! apa kata lo?
Kambing : Lo bukan hacker kan? lo boong ma gue.
Chee : KAPAN GUE PERNAH BILANG KALO GUE INI HACKER?!!!
Kambing : kata lo, lo suka masuk ke server site?
Chee : Hah? tapi gue nggak pernah ngapa"in! gue cuma nge crack aja, abis itu gue tinggalin!
Kambing : Gue nggak percaya! Bilang aja kalo lo mau nyuri data!
Chee : JANGAN SAMAIN GUE KAYAK LO!
Ujung-ujungnya temen gue itu ngotot kalo gue emang bener-bener boong, dan akhirnya dia nggak pernah negor gue lagi; meskipun cuma di link chatting.
Huh... ini ya yang namanya pager makan tanaman?
nyebelin banget!
Dag-dig-dug
Chee cuma bisa manyun, kalo inget kejadian-kejadian belakangan ini.
Secara, kayaknya Chee nggak diberkati banget sama Tuhan (huhuhu... makanya, berkati duunn hambamu yang cantik ini!!).
Kayak ombak pantai yang mendayu-dayu, hidup gue emang nggak bisa "normal".
Cuma kayaknya yang dateng kali ini Tsunami, kayak Tsunami bego yang kesasar ke aceh waktu taun baru 2006. (Ah... taq nyambung skali daku!)
Hari selasa kemarin, dua temen baik gue, (peringatan sekali lagi, nama tidak disebut! mereka bukan sponsor blog ini!). Yah, sebut saja nama mereka si "Bawang Merah" dan "Bawang Putih"(bah... seenaknya aja gue ngeganti nama orang. kalo ketauan ma bonyok mereka abis dah gue. Forgive me iiah... hehehe).
Gue juga nggak ngerti kenapa mereka bisa berantem.
Cuma sidik selidik, tampaknya saudari Bawang Merah dan Bawang Putih punya masalah pribadi yang masih nyangkut di hati.
Kayaknya sih semuanya dimulai saat mereka sedang bercanda tawa di sepanjang jalan kenangan selayaknya dua kekasih yang sedang bercengkrama (Alah...). Dan tiba-tiba aja kayaknya ada yang salah ngomong (atau salah berbuat), jadi ada salah satu di antara merah yang tersungging. Eh... tersinggung ya, yang bener?
Begitulah, ujung-ujungnya mereka marahan. Chee yang sebenernya bijaksana dan baik hati ini juga nggak bisa ngapa-ngapain. Gue diem aja nonton, sambil nimbrungin dikit-dikit, kayak kelinci yang menghasut si kancil buat nyuri ketimun. Temen gue yang lain, Diah sama Rizka juga cuma mangut-mangut aja kayak anak kelinci (gue yang jadi induknya).
Tapi untung aja mereka cuma sehari ribut, terus baikan lagi.
Romantis ya? Hihihi... (bercanda, buu...)
Gitu deh... hari-hari berjalan lancar, sampe salah satu dari mereka mulai bercanda ria lagi. Cuma kali ini agak parah, karena korban keusilan ini tampaknya nganggep candaan itu serius, dan yang satu marah-marah karena masalah lamanya keungkit lagi. (gue nggak tau juga sih... sok tau deh Cheeza!).
Nah, perjalanan kedua bawang ini mencapai puncaknya waktu kita kembali ke sekolah, setelah terlantar 1 hari kayak anak putus sekolah waktu cuti bersama 17-an(oh iia, hampir lupa! happy b'day yahh indonesia!).
Sepanjang pagi mereka cuek-cuekan, meski Chee bisa ngomong sama mereka kek biasa. Cuma rasanya... kaku banget.
Waktu itu chee mikir: "ah... ntar juga baikan sendiri kali."
Tapi ngeliat sikap mereka berdua yang semakin mirip dengan anjing dan kucing (gue tikusnya. hehe), kayaknya harapannya cupa 99,9% deh...
Mampus, mana Diah nggak masuk lagi. Gue jadi nggak ada temen buat ngobrol.
Jah, gawat ni kalo kayak gini terus. Apalagi keadaan membeku waktu pelajaran sejarah, bikin gue nggak bisa tidur! (sejarah itu dongeng sebelum tidur! Waktu privasi chee di kelas buat molor dan mengistirahatkan diri sejenak!)
Tapi berhubung Chee punya sejarah buruk waktu ngelerai orang berantem, Chee lebih milih buat tutup mulut.
Sempet, waktu SMP, temen Chee (dua-duanya cowok) berantem pukul-pukulan di gelanggang sekolah. Buset, deh... naujubile!
kalo diliat dari tampangnya sih kayaknya mereka berdua bakal langsung knock out kalo kena pukul sekali-dua-kali lagi. Mulut ma idungnya udah berdarah. yang pesek tambah pesek gara-gara ketonjok, yang tonggos giginya jadi rata gara-gara kena timpukan sepatu. (Kasian deh dokter gigi... huehuehue.)
Chee yang nggak tega, akhirnya masuk di antara mereka, terus teriak dramatis dengan gaya sok pahlawan kayak di pilem-pilem, "WOY! BUBAR, BUBAAAR!! EMAK LO PADA DAH NYARIIN! Kartun Sinchan udah mulai dari jam 5 tadi!!!" (nggak nyambung ah..)
tapi di luar dugaan, temen Chee kayaknya nggak merhatiin Chee.
Tonjokan maut yang tadinya diarahin buat temen Chee yang satunya lagi malah menghantam pipi Chee yang imut dan tidak berdosa ini.
Sontak keadaan di gelanggang jadi sunyi.
.... SIIIING.....
sampe-sampe jangkrik aja nggak mau bunyi.
Chee, dengan pipi yang masih lebam, langsung melotot ke anak yang mukul Chee.
Chee : Heh, lo mukul gue?
Tersangka 1 : Che, Cheeza???!!! So, sori! Gu-gue nggak sengaja!
Chee : gue tanya, LO MUKUL GUE??
Tersangka 1 : I-iya. Tapi gue tadinya mau mukul si *** (tersangka 2), tapi jadi elo yang kena.
*Tersangka 2 cuma cengo ngeliatin. Bibirnya yang berdarah-darah bikin dia keliatan kayak ikan Lo-han yang lagi nge-trend saat itu di kalangan bapak-bapak*
Chee : *Tampang cuek* Terus, masih mau berantem?
Tersangka 1 : I-iya! eh, e-enggak gue...
*Buagghh!*
Kek di komik action, Chee bales mukul tuh cowok kayak adegan-adegan action di Dragonball. Untung Chee bukan super saia! wakakaka!
Chee : Dasar *******!!!! Mukul aja lo nggak becus! Sini lo kalo berani!!
(maaf, ini juga termasuk salah satu aib Chee, makanya tolong jangan bilang siapa-siapa ya.)
Chee panas, si tersangka 1 juga ikut-ikutan panas.
Maklum lah, Chee waktu itu emang masih aktif di karate. Makanya waktu itu, "gebuk bantal" juga jadi salah satu hobi chee (nggak nyambung lagi!).
Ujung-ujungnya yang berantem malah gue sama tersangka 1.
Tersangka 2, jadi suporter, sambil lompat-lompat bawa pom-pom di pinggir lapangan.
...Besoknya gue dipanggil BP wat ditanyain macem-macem.
untung gue nggak di skors, karena si tersangka 1 & 2 ngaku duluan.
Nah, kita kembali ke masa kini: Bawang Merah dan bawang Putih.
Karena nggak tahan kejepit di antara perang dingin Rusia dan Amerika, ujung-ujungnya, chee ngomong juga, "Lo berdua kenapa sih? Ngomong dong kalo ada masalah! Tau nggak sih, bangku kita jadi kayak makam? Rumah gue udah deket ama kuburan, sekarang di sekolah lo bikin gue kayak di kuburan lagi!"
Bawang Putih : hiks.. Hiks... u, udah Chee! (dia mulai nangis)
Chee : Jangan nangis doong! Gue nggak tau mau ngapain lagi nih! Sumpah mampus deh, gue nggak nyaman kayak gini terus. Lo berdua baikan dong!
Bawang merah : Lo kira cuma lo aja yang nggak nyaman?! gue juga! Elo kan nggak ngerti masalahnya!
Chee : Emang.
Bawang Merah : Ya udah! nggak usah ngomong!
Chee : Gue nggak akan ngomong, tapi lo baikan, ya?
Bawang merah : Nggak! Gue nggak akan baikan! (banting buku, terus keluar kelas)
Bawang Putih :Ch-Cheeza.. u-udah, ngg-nggak apa-apa. Hiks...
Si Bawang merah setress dan marah-marah kayak orang keselek biji duren, sedangkan Bawang Putih nangis" histeris kayak istri ditinggal suami.
*mampus dah... beneran kan, ujung-ujungnya malah tambah parah gara-gara gue ikutan...*
Gue yang udah speechless diem aja. Untung aja malaikat dateng ke kelas gue.
wali kelas gue, dengan heran masuk ke dalam kelas, terus melongo ke arah gue yang masih keliatan syok.
Sontak Chee teriak: BU NOVAAAAA!!
Bu Nova : Kenapa Chee?
Chee : Bantuin Chee dong buu!
Bu Nova : Hah... bantuin apa, Chee? Kamu nggak lupa bikin peer kan?
Chee : ..... (sebenernya gue emang lupa). Enggak juga sih bu. Mau ngomong bentar dong!
Ujung-ujungnya, gue ceritain aja perang dunia III yang melanda kelas gue tersayang.
Bawang merah lagi cooling down di luar, sementara bawang putih duduk di kursinya.
Abis itu, karena gue nggak tahan sama suasananya yang mencekam kek di film-film setan susana, akhirnya gue pindah tempat duduk ke depan meja guru.
Beberapa menit kemudian Bawang Merah sama Bawang Putih dipanggil ke BP (maaf yaa... gara-gara gue...)
Selama beberapa saat mereka dipisahin dari kelas, sampe kira-kira 1 jam pelajaran. Bu Nova nemenin mereka di BP.
Huraaaay! gue jadi nggak belajaaar! Wakakakaka! (ini yang namanya mengambil kesempatan dalam kesempitan!)
Chee nggak tau Bu Nova ngomong apa, tapi Chee Hutang budi sama bu Nova!
Akhirnya mereka baikan lagi. Chee senang sekaliiii!
Bawang Merah, Bawang putih Jangan berantem lagi yaaaa!
meskipun Chee nggak suka bau bawang (bukan kalian. Ini bawang dalam arti denotasi lhoo!)
tapi chee sayang banget sama kalian!
Luph u guuuyyysss!!
Kiip the friendship!
Secara, kayaknya Chee nggak diberkati banget sama Tuhan (huhuhu... makanya, berkati duunn hambamu yang cantik ini!!).
Kayak ombak pantai yang mendayu-dayu, hidup gue emang nggak bisa "normal".
Cuma kayaknya yang dateng kali ini Tsunami, kayak Tsunami bego yang kesasar ke aceh waktu taun baru 2006. (Ah... taq nyambung skali daku!)
Hari selasa kemarin, dua temen baik gue, (peringatan sekali lagi, nama tidak disebut! mereka bukan sponsor blog ini!). Yah, sebut saja nama mereka si "Bawang Merah" dan "Bawang Putih"(bah... seenaknya aja gue ngeganti nama orang. kalo ketauan ma bonyok mereka abis dah gue. Forgive me iiah... hehehe).
Gue juga nggak ngerti kenapa mereka bisa berantem.
Cuma sidik selidik, tampaknya saudari Bawang Merah dan Bawang Putih punya masalah pribadi yang masih nyangkut di hati.
Kayaknya sih semuanya dimulai saat mereka sedang bercanda tawa di sepanjang jalan kenangan selayaknya dua kekasih yang sedang bercengkrama (Alah...). Dan tiba-tiba aja kayaknya ada yang salah ngomong (atau salah berbuat), jadi ada salah satu di antara merah yang tersungging. Eh... tersinggung ya, yang bener?
Begitulah, ujung-ujungnya mereka marahan. Chee yang sebenernya bijaksana dan baik hati ini juga nggak bisa ngapa-ngapain. Gue diem aja nonton, sambil nimbrungin dikit-dikit, kayak kelinci yang menghasut si kancil buat nyuri ketimun. Temen gue yang lain, Diah sama Rizka juga cuma mangut-mangut aja kayak anak kelinci (gue yang jadi induknya).
Tapi untung aja mereka cuma sehari ribut, terus baikan lagi.
Romantis ya? Hihihi... (bercanda, buu...)
Gitu deh... hari-hari berjalan lancar, sampe salah satu dari mereka mulai bercanda ria lagi. Cuma kali ini agak parah, karena korban keusilan ini tampaknya nganggep candaan itu serius, dan yang satu marah-marah karena masalah lamanya keungkit lagi. (gue nggak tau juga sih... sok tau deh Cheeza!).
Nah, perjalanan kedua bawang ini mencapai puncaknya waktu kita kembali ke sekolah, setelah terlantar 1 hari kayak anak putus sekolah waktu cuti bersama 17-an(oh iia, hampir lupa! happy b'day yahh indonesia!).
Sepanjang pagi mereka cuek-cuekan, meski Chee bisa ngomong sama mereka kek biasa. Cuma rasanya... kaku banget.
Waktu itu chee mikir: "ah... ntar juga baikan sendiri kali."
Tapi ngeliat sikap mereka berdua yang semakin mirip dengan anjing dan kucing (gue tikusnya. hehe), kayaknya harapannya cupa 99,9% deh...
Mampus, mana Diah nggak masuk lagi. Gue jadi nggak ada temen buat ngobrol.
Jah, gawat ni kalo kayak gini terus. Apalagi keadaan membeku waktu pelajaran sejarah, bikin gue nggak bisa tidur! (sejarah itu dongeng sebelum tidur! Waktu privasi chee di kelas buat molor dan mengistirahatkan diri sejenak!)
Tapi berhubung Chee punya sejarah buruk waktu ngelerai orang berantem, Chee lebih milih buat tutup mulut.
Sempet, waktu SMP, temen Chee (dua-duanya cowok) berantem pukul-pukulan di gelanggang sekolah. Buset, deh... naujubile!
kalo diliat dari tampangnya sih kayaknya mereka berdua bakal langsung knock out kalo kena pukul sekali-dua-kali lagi. Mulut ma idungnya udah berdarah. yang pesek tambah pesek gara-gara ketonjok, yang tonggos giginya jadi rata gara-gara kena timpukan sepatu. (Kasian deh dokter gigi... huehuehue.)
Chee yang nggak tega, akhirnya masuk di antara mereka, terus teriak dramatis dengan gaya sok pahlawan kayak di pilem-pilem, "WOY! BUBAR, BUBAAAR!! EMAK LO PADA DAH NYARIIN! Kartun Sinchan udah mulai dari jam 5 tadi!!!" (nggak nyambung ah..)
tapi di luar dugaan, temen Chee kayaknya nggak merhatiin Chee.
Tonjokan maut yang tadinya diarahin buat temen Chee yang satunya lagi malah menghantam pipi Chee yang imut dan tidak berdosa ini.
Sontak keadaan di gelanggang jadi sunyi.
.... SIIIING.....
sampe-sampe jangkrik aja nggak mau bunyi.
Chee, dengan pipi yang masih lebam, langsung melotot ke anak yang mukul Chee.
Chee : Heh, lo mukul gue?
Tersangka 1 : Che, Cheeza???!!! So, sori! Gu-gue nggak sengaja!
Chee : gue tanya, LO MUKUL GUE??
Tersangka 1 : I-iya. Tapi gue tadinya mau mukul si *** (tersangka 2), tapi jadi elo yang kena.
*Tersangka 2 cuma cengo ngeliatin. Bibirnya yang berdarah-darah bikin dia keliatan kayak ikan Lo-han yang lagi nge-trend saat itu di kalangan bapak-bapak*
Chee : *Tampang cuek* Terus, masih mau berantem?
Tersangka 1 : I-iya! eh, e-enggak gue...
*Buagghh!*
Kek di komik action, Chee bales mukul tuh cowok kayak adegan-adegan action di Dragonball. Untung Chee bukan super saia! wakakaka!
Chee : Dasar *******!!!! Mukul aja lo nggak becus! Sini lo kalo berani!!
(maaf, ini juga termasuk salah satu aib Chee, makanya tolong jangan bilang siapa-siapa ya.)
Chee panas, si tersangka 1 juga ikut-ikutan panas.
Maklum lah, Chee waktu itu emang masih aktif di karate. Makanya waktu itu, "gebuk bantal" juga jadi salah satu hobi chee (nggak nyambung lagi!).
Ujung-ujungnya yang berantem malah gue sama tersangka 1.
Tersangka 2, jadi suporter, sambil lompat-lompat bawa pom-pom di pinggir lapangan.
...Besoknya gue dipanggil BP wat ditanyain macem-macem.
untung gue nggak di skors, karena si tersangka 1 & 2 ngaku duluan.
Nah, kita kembali ke masa kini: Bawang Merah dan bawang Putih.
Karena nggak tahan kejepit di antara perang dingin Rusia dan Amerika, ujung-ujungnya, chee ngomong juga, "Lo berdua kenapa sih? Ngomong dong kalo ada masalah! Tau nggak sih, bangku kita jadi kayak makam? Rumah gue udah deket ama kuburan, sekarang di sekolah lo bikin gue kayak di kuburan lagi!"
Bawang Putih : hiks.. Hiks... u, udah Chee! (dia mulai nangis)
Chee : Jangan nangis doong! Gue nggak tau mau ngapain lagi nih! Sumpah mampus deh, gue nggak nyaman kayak gini terus. Lo berdua baikan dong!
Bawang merah : Lo kira cuma lo aja yang nggak nyaman?! gue juga! Elo kan nggak ngerti masalahnya!
Chee : Emang.
Bawang Merah : Ya udah! nggak usah ngomong!
Chee : Gue nggak akan ngomong, tapi lo baikan, ya?
Bawang merah : Nggak! Gue nggak akan baikan! (banting buku, terus keluar kelas)
Bawang Putih :Ch-Cheeza.. u-udah, ngg-nggak apa-apa. Hiks...
Si Bawang merah setress dan marah-marah kayak orang keselek biji duren, sedangkan Bawang Putih nangis" histeris kayak istri ditinggal suami.
*mampus dah... beneran kan, ujung-ujungnya malah tambah parah gara-gara gue ikutan...*
Gue yang udah speechless diem aja. Untung aja malaikat dateng ke kelas gue.
wali kelas gue, dengan heran masuk ke dalam kelas, terus melongo ke arah gue yang masih keliatan syok.
Sontak Chee teriak: BU NOVAAAAA!!
Bu Nova : Kenapa Chee?
Chee : Bantuin Chee dong buu!
Bu Nova : Hah... bantuin apa, Chee? Kamu nggak lupa bikin peer kan?
Chee : ..... (sebenernya gue emang lupa). Enggak juga sih bu. Mau ngomong bentar dong!
Ujung-ujungnya, gue ceritain aja perang dunia III yang melanda kelas gue tersayang.
Bawang merah lagi cooling down di luar, sementara bawang putih duduk di kursinya.
Abis itu, karena gue nggak tahan sama suasananya yang mencekam kek di film-film setan susana, akhirnya gue pindah tempat duduk ke depan meja guru.
Beberapa menit kemudian Bawang Merah sama Bawang Putih dipanggil ke BP (maaf yaa... gara-gara gue...)
Selama beberapa saat mereka dipisahin dari kelas, sampe kira-kira 1 jam pelajaran. Bu Nova nemenin mereka di BP.
Huraaaay! gue jadi nggak belajaaar! Wakakakaka! (ini yang namanya mengambil kesempatan dalam kesempitan!)
Chee nggak tau Bu Nova ngomong apa, tapi Chee Hutang budi sama bu Nova!
Akhirnya mereka baikan lagi. Chee senang sekaliiii!
Bawang Merah, Bawang putih Jangan berantem lagi yaaaa!
meskipun Chee nggak suka bau bawang (bukan kalian. Ini bawang dalam arti denotasi lhoo!)
tapi chee sayang banget sama kalian!
Luph u guuuyyysss!!
Kiip the friendship!
Minggu, 17 Agustus 2008
Beda Jenius dan Bego itu tipis!
Uaaaarrrggghh!!!!
Sejak berdiri dari tahun 1891 (emangnya nyonya meneer?)
Lom pernah ada sejarah siswi bernama Namikaze Cheeza dapet nilai bagus di mata pelajaran matematika!
Kalo akhir semester ada yang nanya, "Chee, ada yang remed ga?"
Gue nyengir-nyengir aja, terus jawab dengan tampang gak berdosa, "Nyehehe, biasa lah."
Temen gue cuma nangepin jawaban gue dengan, "Oh..."
Mana ada orang yang nggak tahu tentang Legenda "Cheeza Si Musuh Angka".
Kali ini juga nilai les matematika gue dapet jelek. 7,o.
Masih untung nggak sampe di bawah standar.
kalo iye, nyokap gue bakal ngejer" gue sampe ke ujung dunia, dengan golok cap pitung di tangannya (dan lagi, mungkin aja gue dibawa ke tempat jagal sapi buat dipotong berjamaah sama embek).
Beda halnya sama beberapa manusia kenalan gue, yang mempunyai otak setajam silet. Mengupas tuntas soal matematika sampai ke akarnya! (Korban Tipi! wakakak!)
Gue heran sama mereka, kok bisa-bisanya mereka tahan kerja sama yang namanya angka yah?
"Asik aja ngutak-ngaktiknya," itu katanya.
Aah... sakit jiwa! (maap buat math lupher).
Tapi buat gue, angka itu, "Sesuatu yang abstrak yang terdiri dari kumpulan simbol-simbol yang tak bisa diartikan. Ikatan dari susunan kode planet lain yang hanya bisa dipahami sama orang di planet asalnya." (bah, gue bakat jadi sosiolog!)
Zee, termasuk orang yang otaknya kek silet juga. Dia emang bukan anak IPA, karena nyelesein masa SMA di luar negeri. Tapi dia ambil mata pelajaran kalkulus, geofisika, sama matematika buat teknik. Udah gitu, dia keterima di UI jurusan Teknik mesin(ujung"nya malah masuk hukum... nggak nyambung!).
Waktu gue cerita soal masalah ini, sama dia, dia cuma mangut, mangut sambil ngomong, "Otak tiap orang itu beda-beda, Chee. Ada yang pinter, ada juga yang bego. Nah, mungkin lo termasuk tipe yang kedua, Chee."
Gue cuma nanggepin singkat, "Entah kenapa gue tambah sebel denger komentar lo."
Terus ada juga temen sekelas gue, namanya Andi. Soal pelajaran, kekna dia beda tipe banget sama gue. Kalo matematika, nilainya nggak pernah di bawah 8.
kalo nggak 9 ya 10, kalo nggak 10 ya 9.
Beuh, minta dihajar ni anak!
Gue sering bertanya-tanya, jangan-jangan ni bocah kalo kencing yang keluar bukan pipis, tapi rumus matematika sama fisika.
Tapi tetep aja, dia ngga bisa ngalahin Neng Cheeza ini di bidang IPS. Hohhoho,,karena pelajaran IPS itu lebih mirip dengan dongeng sebelum tidur, otak gue yang molor ini bisa juga nerima.
Jadi kalo ulangan IPA, dia kasih jawaban ke gue, dan gue kasih jawaban ke dia.
Kayak kebo sama burung jalak yang melakukan simbiosis mutualisme, ya? (dia kebonya, gue burunya. Tapi gue juga nggak mau makan kutu! gimana dong??)
Karena itu, waktu naik ke kelas 2, dengan pedenya gue ngambil jurusan IPS--dengan harapan gue bisa lolos dari pelajaran matematika.
Eh, taunya ketemu lagi. Masuk Ujian Negara lagi!
Kampret!
Orang mau lulus aja dibikin susah!
Padahal kalo udah kawin nanti, buat ngitung duit belanja, gue cuma perlu tambah kurang bagi kali aja!(makanya gue cinta sama akuntansi! ^.^)
Ujung-ujungnya, terjadilah dialog seperti ini di antara Chee dan Gurunya.
Guru : Cheeza... nilai kamu kok jjelek terus sih? kamu ngga' bbelajjar ya? *ngomongnya logat jawa medok!*
Chee : Belajar kok pak.
Guru : Terus, kenapa nilai kamu jjelek?
Chee : Saya belajar sejarah, bukan belajar matematika.
Guru : ... Kamu ini kenapa sih? Yang lain nilainya bbaggus, cuma matematika ajja yang selalu jjelek di rapot. Jjangan dianggap susah ddong. Matematika itu asik lho.
Chee : Heheh...*Ketawa miris*. Bukan gitu pak. Justru saya jenius di bidang matematika. Beuh, Einstein aja sembah sujud sama saya!"
Guru :Terus kok nilai kamu jebbblogg gini sih?
Chee : Kan bodoh sama jenius itu beda tipis, Pak. Nyehehehe...
Guru : ....
Sejak saat itu, Chee di-black list sama guru matematika Chee.
Wakakakaka :p
Hidup IPS!!
Sejak berdiri dari tahun 1891 (emangnya nyonya meneer?)
Lom pernah ada sejarah siswi bernama Namikaze Cheeza dapet nilai bagus di mata pelajaran matematika!
Kalo akhir semester ada yang nanya, "Chee, ada yang remed ga?"
Gue nyengir-nyengir aja, terus jawab dengan tampang gak berdosa, "Nyehehe, biasa lah."
Temen gue cuma nangepin jawaban gue dengan, "Oh..."
Mana ada orang yang nggak tahu tentang Legenda "Cheeza Si Musuh Angka".
Kali ini juga nilai les matematika gue dapet jelek. 7,o.
Masih untung nggak sampe di bawah standar.
kalo iye, nyokap gue bakal ngejer" gue sampe ke ujung dunia, dengan golok cap pitung di tangannya (dan lagi, mungkin aja gue dibawa ke tempat jagal sapi buat dipotong berjamaah sama embek).
Beda halnya sama beberapa manusia kenalan gue, yang mempunyai otak setajam silet. Mengupas tuntas soal matematika sampai ke akarnya! (Korban Tipi! wakakak!)
Gue heran sama mereka, kok bisa-bisanya mereka tahan kerja sama yang namanya angka yah?
"Asik aja ngutak-ngaktiknya," itu katanya.
Aah... sakit jiwa! (maap buat math lupher).
Tapi buat gue, angka itu, "Sesuatu yang abstrak yang terdiri dari kumpulan simbol-simbol yang tak bisa diartikan. Ikatan dari susunan kode planet lain yang hanya bisa dipahami sama orang di planet asalnya." (bah, gue bakat jadi sosiolog!)
Zee, termasuk orang yang otaknya kek silet juga. Dia emang bukan anak IPA, karena nyelesein masa SMA di luar negeri. Tapi dia ambil mata pelajaran kalkulus, geofisika, sama matematika buat teknik. Udah gitu, dia keterima di UI jurusan Teknik mesin(ujung"nya malah masuk hukum... nggak nyambung!).
Waktu gue cerita soal masalah ini, sama dia, dia cuma mangut, mangut sambil ngomong, "Otak tiap orang itu beda-beda, Chee. Ada yang pinter, ada juga yang bego. Nah, mungkin lo termasuk tipe yang kedua, Chee."
Gue cuma nanggepin singkat, "Entah kenapa gue tambah sebel denger komentar lo."
Terus ada juga temen sekelas gue, namanya Andi. Soal pelajaran, kekna dia beda tipe banget sama gue. Kalo matematika, nilainya nggak pernah di bawah 8.
kalo nggak 9 ya 10, kalo nggak 10 ya 9.
Beuh, minta dihajar ni anak!
Gue sering bertanya-tanya, jangan-jangan ni bocah kalo kencing yang keluar bukan pipis, tapi rumus matematika sama fisika.
Tapi tetep aja, dia ngga bisa ngalahin Neng Cheeza ini di bidang IPS. Hohhoho,,karena pelajaran IPS itu lebih mirip dengan dongeng sebelum tidur, otak gue yang molor ini bisa juga nerima.
Jadi kalo ulangan IPA, dia kasih jawaban ke gue, dan gue kasih jawaban ke dia.
Kayak kebo sama burung jalak yang melakukan simbiosis mutualisme, ya? (dia kebonya, gue burunya. Tapi gue juga nggak mau makan kutu! gimana dong??)
Karena itu, waktu naik ke kelas 2, dengan pedenya gue ngambil jurusan IPS--dengan harapan gue bisa lolos dari pelajaran matematika.
Eh, taunya ketemu lagi. Masuk Ujian Negara lagi!
Kampret!
Orang mau lulus aja dibikin susah!
Padahal kalo udah kawin nanti, buat ngitung duit belanja, gue cuma perlu tambah kurang bagi kali aja!(makanya gue cinta sama akuntansi! ^.^)
Ujung-ujungnya, terjadilah dialog seperti ini di antara Chee dan Gurunya.
Guru : Cheeza... nilai kamu kok jjelek terus sih? kamu ngga' bbelajjar ya? *ngomongnya logat jawa medok!*
Chee : Belajar kok pak.
Guru : Terus, kenapa nilai kamu jjelek?
Chee : Saya belajar sejarah, bukan belajar matematika.
Guru : ... Kamu ini kenapa sih? Yang lain nilainya bbaggus, cuma matematika ajja yang selalu jjelek di rapot. Jjangan dianggap susah ddong. Matematika itu asik lho.
Chee : Heheh...*Ketawa miris*. Bukan gitu pak. Justru saya jenius di bidang matematika. Beuh, Einstein aja sembah sujud sama saya!"
Guru :Terus kok nilai kamu jebbblogg gini sih?
Chee : Kan bodoh sama jenius itu beda tipis, Pak. Nyehehehe...
Guru : ....
Sejak saat itu, Chee di-black list sama guru matematika Chee.
Wakakakaka :p
Hidup IPS!!
Kamis, 14 Agustus 2008
Nuntun Film, asik atau ngga?
"Inul gagal mentas di Singapur!!"
"Oneng lagi hamil!"
"Acha ma irwansyah putus!"
Chee kadang-kadang suka bingung, kalo temen-temen Chee pada ngomongin Hot Gosip tentang artis-artis yang ada di TV.
Kayaknya asik banget ya ngomongin orang sambil ngakak-ngakak (padahal mereka nggak kenal siapa orang yang diomongin).
Emang sih, temen-temen gue bukan penggemar Cek & Ricek, Silet, ato KaRung--Kabar burung(bukan burungnya cowok, ya! Huahhahha!).
Waktu gue tanya kenapa, jawaban mereka cuma, "Chee, lo pernah denger pribahasa kayak gini ngga? 'Solatlah sebelum lo disolati'. Nah, ngegosip juga sama, Chee! Omongin aja orang sebelum lo diomongin!"
Masalahnya, nonton TV ada di daftar kegiatan rutin gue yang paling bawah.
Kalo lo nanya ma orang-orang di rumah apa aja kerjaan gue, mereka pasti bilang gini, "Yah, si neng Cheeza mah ngapain aja jadi. Kadang-kadang manjat pohon, kadang-kadang ketawa-ketawa sendiri, kadang-kadang main congklak, kadang-kadang ngupil di halaman. Tapi Neng Cheeza kadang-kadang-kadang-kadang suka juga nonton TV."
Tuh kan!
Jelas kalo gue ini sebenernya orang jaman paleolithikum yang tersesat di era globalisasi!
Dari ciri-ciri yang gue punya, sama orang di zaman itu, gue bisa menemukan beberapa kecocokan:
1. Makan dengan cara food gathering (nyolong makanan dari dapur)
2. belum mengenal teknologi canggih (Tipi, Hape yang ada tipinya, mini tipi)
3. Masih mempercayai animisme dan dinamisme (kadang-kadang gue suka ngejampi-jampi biar kunti di kamar gue pergi~)
4. Jarang mandi
5. Jarang mandi
6. Jarang mandi
7. Bau
(Eit! Jangan salahin gue doang! Si Devy--chair mate gue--juga sama kayak gue! Cuma bedanya dia masih suka nonton TV. Hmm, mungkin dia dari zaman perundagian, ya?)
Nah, gue cuma menyentuh barang elektronik yang bernama TV itu seminggu sekali. Itu juga kalo ada film bagus, ato dipaksa nyokap gue nemenin.
Secara, nyokap gue nggak berani malem-malem nonton TV sendirian di ruang tengah. Jadi tiap malem minggu Cheeza yang berjiwa ksatria ini terpaksa turun ke bawah, dengan iler masih beleberan, dan guling yang bau apek+ompol kucing.
Biasanya kita nonton film-film yang diputer di saluran TV kabel atau Indovision, di saluran ***(Eiit, gue nggak mau nyebut merk. Mereka bukan sponsor blog ini!). Gue sih enjoy-enjoy aja, menikmati orang-orang di dalem kotak kaca itu berlaga. Beda sama nyokap gue, yang selalu terhanyut dan kebawa perasaan kalo nonton film. Kalo filmnya sedih, dia nangis. Kalo filmnya lucu, dia ngakak-ngakak sampe mukanya merah dan idungnya mampet; kalo filmnya serem, dia gigit-gigit kuku; kalo filmnya tegang (ini yang paling nyusahin), dia megangin tangan gue keras banget, sampe tulang gue ngejerit-jerit. Dan kalo tokoh utamanya mati, ato luka, dia bakal teriak, "Awas! Awas! AWAAAAS!!!" sambil muku-mukul punggung gue.
Tapi jujur aja, gue nggak ngerti sama pikiran nyokap gue.
Anaknya yang manis dan cantik jelita ini baru berusia 16 tahun. 16 tahun!
Tapi seringkali nyokap nyetel acara yang marknya 'D' atau 'A' (buat DEWASA).
Mungkin gara-gara itu juga yah gue jadi bejat (ngga juga sih, sebenernya dari pabriknya gue udah kayak gini).
Bayangin aja, gue nonton orang ciuman berdua sama ortu gue. Tengah malem, sambil makan keripik kentang yang gue ambil diem-diem dari laci ade gue (jangan bilang-bilang ya.. hehe.)
*TV: Muah, muah... Ah, Michael jangan...! Oh noo!"
*Chee terbengong-bengong saking herannya, sambil ngeliatin nyokap yang nonton dengan penuh antusias*
Nyokap : Astaghfirullah! Ya allaaah~*Tapi matanya masih tetep ke TV. Melotot pula*
Chee : Bu... Ganti salurannya, dong!
Nyokap : Ah, diem dulu! Lagi seru nih!
*TV : Jeremy, I love u! Muuaaah! Wanna marry me? We will go together to Netherland!*
(NB: Tahukah kalian film abnormal apa yang sedang kami tonton?)
Nyokap : Wooogh.... (terkagum-kagum)
Chee : Ibu...
Nyokap : Wuaa! Guling-gulingan deh!
Chee : ....
Akhirnya Chee cuma mendelepin muka ke bantal, pura pura nggak liat, nggak denger.
Tapi ujung-ujungnya Chee ngintip-ngintip juga, lumayan, curi-curi trik. (YA ENGGAK LAH!)
Beda lagi ceritanya kalo gue nonton di bioskop. Biasanya gue suka nonton sama temen-temen gue, tapi kalo ada waktu, gue cocokin waktu sama Zee.
Terakhir, gue sama dia nonton film barbie yang kebetulan lagi diputer sama rumah sakit pas sesi acara anak-anak. Gue bingung, di film itu (barbie edisi fairytopia) satu negeri isinya orang cakep semua. Nggak bisa ketemu orang yang kayak tukul ato Ronaldo di sana. (Buat yang tipenya termasuk dalam dua orang yang gue sebutin tadi, maaf banget lho!)
Alhasil, kita malah ngobrol nggak jelas.
Chee: Zean...
Zee : Apa?
Chee : Suka yang sayapnya biru ato yang pink?
Zee : Yang item.
Chee : Penjahatnya dong?
Zee : Iya.
Chee : Kenapa?
Zee : Mirip sama elo.
*POK!!* (suara geplakan kepala maut Cheeza!!)
Emang, gue ini makhluk yang nggak pernah bisa diem dan stuck sama yang namanya nonton film. Cuma beberapa film yang sampe sekarang bikin gue cengo dan tersepona:
1. The Lord of The Ring II (SUMPAH MAMPUS! keren abis!)
2. Rambo IV (Sadismenya keren!)
3. The Transformer (Demenan ade gue yang bungsu)
3. Rumah Pondok Indah (gue syok, saking noraknya setan di film ini. Makanya gue cengo.)
Emang ya, film Indonesia zaman sekarang, produktif doang. Tapi hasilnya nggak memuaskan!
Huuh!
Makanya, Sutradara-sutradara tanah air, buat film yang bisa bikin Chee cengo lagi doong!
Seenggaknya buat biar Chee betah nongkrong nemenin nyokap malem-malem, tanpa harus mendelepin kepala ke dalem bantal! T_T
"Oneng lagi hamil!"
"Acha ma irwansyah putus!"
Chee kadang-kadang suka bingung, kalo temen-temen Chee pada ngomongin Hot Gosip tentang artis-artis yang ada di TV.
Kayaknya asik banget ya ngomongin orang sambil ngakak-ngakak (padahal mereka nggak kenal siapa orang yang diomongin).
Emang sih, temen-temen gue bukan penggemar Cek & Ricek, Silet, ato KaRung--Kabar burung(bukan burungnya cowok, ya! Huahhahha!).
Waktu gue tanya kenapa, jawaban mereka cuma, "Chee, lo pernah denger pribahasa kayak gini ngga? 'Solatlah sebelum lo disolati'. Nah, ngegosip juga sama, Chee! Omongin aja orang sebelum lo diomongin!"
Masalahnya, nonton TV ada di daftar kegiatan rutin gue yang paling bawah.
Kalo lo nanya ma orang-orang di rumah apa aja kerjaan gue, mereka pasti bilang gini, "Yah, si neng Cheeza mah ngapain aja jadi. Kadang-kadang manjat pohon, kadang-kadang ketawa-ketawa sendiri, kadang-kadang main congklak, kadang-kadang ngupil di halaman. Tapi Neng Cheeza kadang-kadang-kadang-kadang suka juga nonton TV."
Tuh kan!
Jelas kalo gue ini sebenernya orang jaman paleolithikum yang tersesat di era globalisasi!
Dari ciri-ciri yang gue punya, sama orang di zaman itu, gue bisa menemukan beberapa kecocokan:
1. Makan dengan cara food gathering (nyolong makanan dari dapur)
2. belum mengenal teknologi canggih (Tipi, Hape yang ada tipinya, mini tipi)
3. Masih mempercayai animisme dan dinamisme (kadang-kadang gue suka ngejampi-jampi biar kunti di kamar gue pergi~)
4. Jarang mandi
5. Jarang mandi
6. Jarang mandi
7. Bau
(Eit! Jangan salahin gue doang! Si Devy--chair mate gue--juga sama kayak gue! Cuma bedanya dia masih suka nonton TV. Hmm, mungkin dia dari zaman perundagian, ya?)
Nah, gue cuma menyentuh barang elektronik yang bernama TV itu seminggu sekali. Itu juga kalo ada film bagus, ato dipaksa nyokap gue nemenin.
Secara, nyokap gue nggak berani malem-malem nonton TV sendirian di ruang tengah. Jadi tiap malem minggu Cheeza yang berjiwa ksatria ini terpaksa turun ke bawah, dengan iler masih beleberan, dan guling yang bau apek+ompol kucing.
Biasanya kita nonton film-film yang diputer di saluran TV kabel atau Indovision, di saluran ***(Eiit, gue nggak mau nyebut merk. Mereka bukan sponsor blog ini!). Gue sih enjoy-enjoy aja, menikmati orang-orang di dalem kotak kaca itu berlaga. Beda sama nyokap gue, yang selalu terhanyut dan kebawa perasaan kalo nonton film. Kalo filmnya sedih, dia nangis. Kalo filmnya lucu, dia ngakak-ngakak sampe mukanya merah dan idungnya mampet; kalo filmnya serem, dia gigit-gigit kuku; kalo filmnya tegang (ini yang paling nyusahin), dia megangin tangan gue keras banget, sampe tulang gue ngejerit-jerit. Dan kalo tokoh utamanya mati, ato luka, dia bakal teriak, "Awas! Awas! AWAAAAS!!!" sambil muku-mukul punggung gue.
Tapi jujur aja, gue nggak ngerti sama pikiran nyokap gue.
Anaknya yang manis dan cantik jelita ini baru berusia 16 tahun. 16 tahun!
Tapi seringkali nyokap nyetel acara yang marknya 'D' atau 'A' (buat DEWASA).
Mungkin gara-gara itu juga yah gue jadi bejat (ngga juga sih, sebenernya dari pabriknya gue udah kayak gini).
Bayangin aja, gue nonton orang ciuman berdua sama ortu gue. Tengah malem, sambil makan keripik kentang yang gue ambil diem-diem dari laci ade gue (jangan bilang-bilang ya.. hehe.)
*TV: Muah, muah... Ah, Michael jangan...! Oh noo!"
*Chee terbengong-bengong saking herannya, sambil ngeliatin nyokap yang nonton dengan penuh antusias*
Nyokap : Astaghfirullah! Ya allaaah~*Tapi matanya masih tetep ke TV. Melotot pula*
Chee : Bu... Ganti salurannya, dong!
Nyokap : Ah, diem dulu! Lagi seru nih!
*TV : Jeremy, I love u! Muuaaah! Wanna marry me? We will go together to Netherland!*
(NB: Tahukah kalian film abnormal apa yang sedang kami tonton?)
Nyokap : Wooogh.... (terkagum-kagum)
Chee : Ibu...
Nyokap : Wuaa! Guling-gulingan deh!
Chee : ....
Akhirnya Chee cuma mendelepin muka ke bantal, pura pura nggak liat, nggak denger.
Tapi ujung-ujungnya Chee ngintip-ngintip juga, lumayan, curi-curi trik. (YA ENGGAK LAH!)
Beda lagi ceritanya kalo gue nonton di bioskop. Biasanya gue suka nonton sama temen-temen gue, tapi kalo ada waktu, gue cocokin waktu sama Zee.
Terakhir, gue sama dia nonton film barbie yang kebetulan lagi diputer sama rumah sakit pas sesi acara anak-anak. Gue bingung, di film itu (barbie edisi fairytopia) satu negeri isinya orang cakep semua. Nggak bisa ketemu orang yang kayak tukul ato Ronaldo di sana. (Buat yang tipenya termasuk dalam dua orang yang gue sebutin tadi, maaf banget lho!)
Alhasil, kita malah ngobrol nggak jelas.
Chee: Zean...
Zee : Apa?
Chee : Suka yang sayapnya biru ato yang pink?
Zee : Yang item.
Chee : Penjahatnya dong?
Zee : Iya.
Chee : Kenapa?
Zee : Mirip sama elo.
*POK!!* (suara geplakan kepala maut Cheeza!!)
Emang, gue ini makhluk yang nggak pernah bisa diem dan stuck sama yang namanya nonton film. Cuma beberapa film yang sampe sekarang bikin gue cengo dan tersepona:
1. The Lord of The Ring II (SUMPAH MAMPUS! keren abis!)
2. Rambo IV (Sadismenya keren!)
3. The Transformer (Demenan ade gue yang bungsu)
3. Rumah Pondok Indah (gue syok, saking noraknya setan di film ini. Makanya gue cengo.)
Emang ya, film Indonesia zaman sekarang, produktif doang. Tapi hasilnya nggak memuaskan!
Huuh!
Makanya, Sutradara-sutradara tanah air, buat film yang bisa bikin Chee cengo lagi doong!
Seenggaknya buat biar Chee betah nongkrong nemenin nyokap malem-malem, tanpa harus mendelepin kepala ke dalem bantal! T_T
Selasa, 12 Agustus 2008
Dewi Fortunaaaa!!! Wher'er u?!!!
Chee bosan dan merana sekali belakangan ini.
Ibarat pohon jati yang meranggas di musim kemarau, hati ini tak henti-hentinya meratap kepada diri sendiri (Ya elah, lebainya mulai deh..)
Pasalnya, kompi du hum Chee rusyak , jadi Chee ngga bisa posting blog baru.
(Chee yakin ara penggemar Chee juga ikut bosan gara-gara ngga ngasih kabar. Chee minta maaf ya... bruakkakaka. Pede Gila!)
Sebenernya sih kompinya sehat wal afiat, cuma modemnya aja yang kayaknya eror gituu.
Mau tau kenapa? (sebenernya jawaban lo pasti nggak. Lagian ngapain juga nyari tau tentang kompi orang?)
Kompi gue kayaknya alergi sama nyokap dan ade gue, Ghe.
Gejalanya nggak gatel-gatel dan bersin bersin, cuma nge hang dan eror, jadi nggak mau dipake lagi.
Secara, mereka berdua gapteknya minta ampun!
Kalo lo tanya, "Tau ngga keyboard itu apaan?"
Nyokap pasti jawab sambil cengenges-cengenges, "Apaan tuh? Nama makanan yah?"
Bisa-bsa emak gue beneran makan tuh keyboard sampe ke kabel-kabelnya.
(Kalo ade gue nggak mungkin makan keyboard, secara giginya ompong semua. yang ada cuma gigi bawahnya, itu juga item bolong-bolong kayak tambang batu bara. Ya mending batu bara beneran, bisa menyelamatkan dunia dari krisis energi. Kalo lo mau tau apa isi mulutnya, lo bisa intip sendiri.)
Akhirnya, tak ada akar rotan pun jadi (ternyata Chee bakat jadi guru bahasa Indonesia!),,
Chee posting blog ini dari Lab kompi di sekolah,,meskipun lemot banget dan kayaknya banyak virus-virus ganas mengintai,,
tapi chee tetap berjuang! menerjang badai, melewati samudera!!! (LEBAI!)
Cuma karena sekolah pelit, koneksinya sempet keputus di tengah-tengah, jadi mengakibatkan proses penulisan ini terhambat lahir dan batin.
Eh, baidewai, aniway, busway, hari ini gue syok banget.
Hiks... ini hari bersejarah selama 16 tahun gue hidup!
Biola gue tersayang, yang warnanya biru, yang bodinya aduhai kayak biola spanyol(eh, emang ada ya?), yang senarnya udah karatan gara-gara keseringan gue mainin, JATOH DARI TANGGA!!!
Biola gue itu menggelinding dengan mulus sampe ke bawah tangga, dengan bunyi memilukan, seolah berteriak, "TIDAAAAK!!!!"
Dan kayak di dalem sineron-sinetron dangdut yang biasa disiarin di Indosiar, gue spontan ngejer biola gue turun tangga, sambil teriak-teriak histeris.
Chee : Biola sayang! Oh Mai Gudness! Kenapa kau pergi meninggalkan aku? Bertahanlah, BERTAHANLAAAH!!!
Biola : ....
*Gue lirik dari atas sampe bawah, cetnya kekopek-kopek (lepas-red), bodinya yang menawan somplak, dan yang paling parah, ujung senar buat nyetemnya patah.*
Waktu gue toel, si biola cuma besuara kayak gini, "Tueng... Tueng..."
Gue rasa itu suara menjelang kematian, atau suara makian yang ditujuin buat gue.
Waktu gue pegang lagi, suaranya makin keneng, "TOENG!"
Kayaknya bener, kalo si biola emang ngambek sama gue.
Habisnya tuh biola emang jatoh gara-gara kesalahan gue. Terakhir kali gue maen, gue lupa nutupin resleting biolanya, makanya tuh biola ngegelosor gitu aja ke bawah tangga kayak anak baru lahir. Cuma bedanya, bunyi biola gue gedebuk-gedebuk gituu, sampe bokap gue bangun dari hibernasinya.
Bokap : Buset, apaan tuh yang jatoh?
Chee : Biola Chee, yah. Hiks... liat tuh, hampir tewas gitu... sroot... (masih pileeek!)
Bokap : Kamu apain, kok bisa sampe jatoh?
Chee : Yah.. (nggak mau jawab! ngga mau buka aib!)
Bokap : Biola mahal Chee, mahal! untung kamu beli pake uang sendiri, kalo engga ayah omelin kamu! kamu itu harus belajar menghargai barang! ayah aja...(gue beli pake duit sendiri aja diomelin. gimana kalo dibeliin yah?)
Gue tau, gue ceroboh; saking cerobohnya gue malah pernah salah makan coklat yang jatoh sama tai cicak (sumpah, gue serius! rasanya asin-asin gtuu deh... )
Ya ampun, maafkan Chee yah biola...
biola tau sendiri kan, kalau Chee lahir bukan karena salah bunda mengandung, tetapi karena ayah yang menginginkan. (NGGAK NYAMBUNG!)
Akhirnya gue telepon paman gue yang ada di Depok, en minta dibawain biola dari kantornya. Cz gue masih nyimpen biola yang lama di humz gue di Depok, sekedar buat cadangan kalo Samvel Yereviniyan mau mampir ke rumah gue, dan mendengarkan permainan biola gue yang legendaris (ancur).
*Pip* (suara telepon diangkat)
Paman : *suaranya masih sengau, gue juga denger suara ingus yang sama kek gue. Oh, Tuhan, dikira gue doang yang pilek gara-gara pancaroba!*
Chee : Paman, gue kecelakaan...
Paman : APA?! KEELAKAAN APAAN?!
Chee : Biola gue jatoh.
Paman : Elonya gimana?
Chee : Biola gue yang jatoh.
Paman : ....
Chee : Paman, gue bilang BIOLA GUE JATOH! kok nggak nyaut sih?
Paman : Nggak... gue cuma heran aja. Punya keponakan kok bego banget.
Chee : *nggak bisa bantah* Gue mau minta tolong nih.
Paman : Apaan? Klo minta dibeliin yang baru, gue belom gajian.
Chee : Yee, gue belom ngomong dah lo serobot duluan! tapi kalo beneran mau beliin sih nggak apa-apa. Hwehehe...
Paman : Kampret lo! Ya udah, mau minta tolong apaan?
Chee : Biola gue yang ada di Depok, bisa tolong anterin ke rumah nggak? Lo ke salemba kan hari ini?
Paman : Gue banyak kerjaan. Gue bawa ke kampus, tapi biar satpam aja yang ngambil ke sini. Gue ogah deket-deket sama sarang setan.
Chee : !!!!
Akhirnya, gue berangkat sekolah dengan tampang cemberut. Kalo disamain sama babi ternak, mungkin orang nggak akan bisa ngebedain.
Gue nggak bawa biola biru gue yang ngejreng itu, tapi cuma bawa bownya aja(tongkat penggesek). Secara, biola gue yang lama itu hampir setaun nggak pernah gue sentuh. Nggak tega gue ngebayangin suaranya kayak gimana. Mungkin biola itu juga mendendam pada diriku ini (cape deh...). Dan di sepanjang jalan, orang-orang pada ngeliatin gue gara-gara gue nenteng bow, tapi nggak ada biolanya.eolah-olah gue ini makhluk aneh yang cuma ada 1 dalam 10 taun. Tau gitu, mestinya gue bawa aja sama tempat biolanya! (tempatnya doang, biolanya enggak)
Dan di sekolah,,bow gue itu malah jadi bahan mainan temen-temen gue tercinta.
Sempet jatoh juga sih beberapa kali. Tapi untung aja nggak dipake nimpuk guru magang bahasa prancis yang baru, yang lagi ngajar di depan kelas. Abis kata temen-temen gue, gayanya mirip banget sama yang namanya "Lupus".
Itu lhoo, tokoh novel 80' yang seleboran en jarang mandi (kayak gue. hohhohho,,). Lucu deh ngeliatnya. Orangnya cina-cina gitu. Matanya sipit, tapi kulitnya lebih item dari gue. Hags hags! Dan kayak biasanya, Monseir yang satu ini (bener ngga sih nulisnya kayak gini?) ngomongnya kumur-kumur kayak orang sikat gigi. (emang dasarnya gue ngga ngerti bahasa perancis sih... hehe, maaf buat anak-anak klub Bahasa Prancis yaa! ^_^;)
Selama di sekolah, beberapa kali gue ngejenguk ke pos satpam, cuma buat nanyain, "Pak, ada titipan biola nggak buat saya?"
Tapi jawabannya "nggak, nggak" terus. Pak satpamnya juga kayaknya udah bosen ngeliat tampang gue. Hahha, abisnya gue termasuk itungan murid yang sering ketinggalan barang gara-gara kecerobohan gue (hiks...)
Tapi sampe akhir sekolah, biola gue nggak dateng".
KAMPRET!
ke mana sih yang gue suruh nganterin barang?!
akhirnya gue balik dulu ke rumah, buat ngambil biola (yang nggak tau udah diambil ato belom), en makan, sekalian ngirit duit jajan . Maklum, gue kan fakir miskol. Karena kebetulan di tengah jalan ada tukang rujak, di gue beli sekalian buat oleh-oleh ade gue. Tapi ujung-ujungnya gue nggak jadi makan. Perut gue sembelim mendadak sebelum gue bisa makan rujak mangga yang gue idam-idamin.(gue kayak orang hamil aja. Kawin aja belom!) Takutnya gue cepirit waktu eskul ntar.
Thanks god,,
ternyata ada satu keberuntungan kecil yang menghampiri gue hari ini,
Setelah gue berasa jadi upik abu yang malang merana.
Biola gue udah ada di rumah berkat pak-Andi-yang -baik-hati.
akhirnya gue berangkat bareng sama nyokap gue ke sekolah, karena nyokap gue ada rapat POMG (rapatnya sih jam 2 siang. Cuma emang dasarnya lelet, nyokap gue ketiduran dan baru bangun jam 4)
Untung aja gue bisa masuk ke kelas Orkes tepat waktu.
Ekskul gue yang satu ini emang agak unik. Anggotanya aja cuma 10 orang.
Kalo dipikir-pikir, kita kayak kamen rider yah?
Cuma, hampir semua anaknya main biola--termasuk gue, hehe.
Dua orang sisanya main Viola.
Jadi kalo latihan ngek-ngok-ngek-ngok aja.
Cuma sialnyam yang nggak bisa baca partitur di sana cuma dua orang. Salah satnya gue.
Anak yang satu lagi masih kelas 1. Belajar biolanya juga baru. Wajar lah.
Kalo gue emang abnormal sih. Otak gue yang terlalu jenius ini sepertinya nggak bisa menerima data yang disampaikan oleh not balok (alah, bahasanyaa! Plitzz dun ah!).
Biar SMP gue pernah dapet pelajaran baca partitur, tapi setiap kali ada pelajaran itu juga gue mikir, "Ngomong apaan sih tuh guru? Toge-toge kok dibaca satu-satu... Toge mah dimasak buu!"
Cuma sekarang nyesel juga gue. Abis kalo di dunia musik, orang yang nggak bisa baca partitur itu notabennya sama dengan orang yang bego.
lalu, apakah bener Chee bener-bener begi gara-gara Chee nggak bisa baca partitur?
kayaknya nggak juga deh. Chee kan masih bisa ngebedain, yang mana toge goreng, yang mana toge-toge not balok.
Hehehe...
(setelah baca blog ini, mungkin kalian mikir kalo Chee emang bener-bener bego =p)
Ibarat pohon jati yang meranggas di musim kemarau, hati ini tak henti-hentinya meratap kepada diri sendiri (Ya elah, lebainya mulai deh..)
Pasalnya, kompi du hum Chee rusyak , jadi Chee ngga bisa posting blog baru.
(Chee yakin ara penggemar Chee juga ikut bosan gara-gara ngga ngasih kabar. Chee minta maaf ya... bruakkakaka. Pede Gila!)
Sebenernya sih kompinya sehat wal afiat, cuma modemnya aja yang kayaknya eror gituu.
Mau tau kenapa? (sebenernya jawaban lo pasti nggak. Lagian ngapain juga nyari tau tentang kompi orang?)
Kompi gue kayaknya alergi sama nyokap dan ade gue, Ghe.
Gejalanya nggak gatel-gatel dan bersin bersin, cuma nge hang dan eror, jadi nggak mau dipake lagi.
Secara, mereka berdua gapteknya minta ampun!
Kalo lo tanya, "Tau ngga keyboard itu apaan?"
Nyokap pasti jawab sambil cengenges-cengenges, "Apaan tuh? Nama makanan yah?"
Bisa-bsa emak gue beneran makan tuh keyboard sampe ke kabel-kabelnya.
(Kalo ade gue nggak mungkin makan keyboard, secara giginya ompong semua. yang ada cuma gigi bawahnya, itu juga item bolong-bolong kayak tambang batu bara. Ya mending batu bara beneran, bisa menyelamatkan dunia dari krisis energi. Kalo lo mau tau apa isi mulutnya, lo bisa intip sendiri.)
Akhirnya, tak ada akar rotan pun jadi (ternyata Chee bakat jadi guru bahasa Indonesia!),,
Chee posting blog ini dari Lab kompi di sekolah,,meskipun lemot banget dan kayaknya banyak virus-virus ganas mengintai,,
tapi chee tetap berjuang! menerjang badai, melewati samudera!!! (LEBAI!)
Cuma karena sekolah pelit, koneksinya sempet keputus di tengah-tengah, jadi mengakibatkan proses penulisan ini terhambat lahir dan batin.
Eh, baidewai, aniway, busway, hari ini gue syok banget.
Hiks... ini hari bersejarah selama 16 tahun gue hidup!
Biola gue tersayang, yang warnanya biru, yang bodinya aduhai kayak biola spanyol(eh, emang ada ya?), yang senarnya udah karatan gara-gara keseringan gue mainin, JATOH DARI TANGGA!!!
Biola gue itu menggelinding dengan mulus sampe ke bawah tangga, dengan bunyi memilukan, seolah berteriak, "TIDAAAAK!!!!"
Dan kayak di dalem sineron-sinetron dangdut yang biasa disiarin di Indosiar, gue spontan ngejer biola gue turun tangga, sambil teriak-teriak histeris.
Chee : Biola sayang! Oh Mai Gudness! Kenapa kau pergi meninggalkan aku? Bertahanlah, BERTAHANLAAAH!!!
Biola : ....
*Gue lirik dari atas sampe bawah, cetnya kekopek-kopek (lepas-red), bodinya yang menawan somplak, dan yang paling parah, ujung senar buat nyetemnya patah.*
Waktu gue toel, si biola cuma besuara kayak gini, "Tueng... Tueng..."
Gue rasa itu suara menjelang kematian, atau suara makian yang ditujuin buat gue.
Waktu gue pegang lagi, suaranya makin keneng, "TOENG!"
Kayaknya bener, kalo si biola emang ngambek sama gue.
Habisnya tuh biola emang jatoh gara-gara kesalahan gue. Terakhir kali gue maen, gue lupa nutupin resleting biolanya, makanya tuh biola ngegelosor gitu aja ke bawah tangga kayak anak baru lahir. Cuma bedanya, bunyi biola gue gedebuk-gedebuk gituu, sampe bokap gue bangun dari hibernasinya.
Bokap : Buset, apaan tuh yang jatoh?
Chee : Biola Chee, yah. Hiks... liat tuh, hampir tewas gitu... sroot... (masih pileeek!)
Bokap : Kamu apain, kok bisa sampe jatoh?
Chee : Yah.. (nggak mau jawab! ngga mau buka aib!)
Bokap : Biola mahal Chee, mahal! untung kamu beli pake uang sendiri, kalo engga ayah omelin kamu! kamu itu harus belajar menghargai barang! ayah aja...(gue beli pake duit sendiri aja diomelin. gimana kalo dibeliin yah?)
Gue tau, gue ceroboh; saking cerobohnya gue malah pernah salah makan coklat yang jatoh sama tai cicak (sumpah, gue serius! rasanya asin-asin gtuu deh... )
Ya ampun, maafkan Chee yah biola...
biola tau sendiri kan, kalau Chee lahir bukan karena salah bunda mengandung, tetapi karena ayah yang menginginkan. (NGGAK NYAMBUNG!)
Akhirnya gue telepon paman gue yang ada di Depok, en minta dibawain biola dari kantornya. Cz gue masih nyimpen biola yang lama di humz gue di Depok, sekedar buat cadangan kalo Samvel Yereviniyan mau mampir ke rumah gue, dan mendengarkan permainan biola gue yang legendaris (ancur).
*Pip* (suara telepon diangkat)
Paman : *suaranya masih sengau, gue juga denger suara ingus yang sama kek gue. Oh, Tuhan, dikira gue doang yang pilek gara-gara pancaroba!*
Chee : Paman, gue kecelakaan...
Paman : APA?! KEELAKAAN APAAN?!
Chee : Biola gue jatoh.
Paman : Elonya gimana?
Chee : Biola gue yang jatoh.
Paman : ....
Chee : Paman, gue bilang BIOLA GUE JATOH! kok nggak nyaut sih?
Paman : Nggak... gue cuma heran aja. Punya keponakan kok bego banget.
Chee : *nggak bisa bantah* Gue mau minta tolong nih.
Paman : Apaan? Klo minta dibeliin yang baru, gue belom gajian.
Chee : Yee, gue belom ngomong dah lo serobot duluan! tapi kalo beneran mau beliin sih nggak apa-apa. Hwehehe...
Paman : Kampret lo! Ya udah, mau minta tolong apaan?
Chee : Biola gue yang ada di Depok, bisa tolong anterin ke rumah nggak? Lo ke salemba kan hari ini?
Paman : Gue banyak kerjaan. Gue bawa ke kampus, tapi biar satpam aja yang ngambil ke sini. Gue ogah deket-deket sama sarang setan.
Chee : !!!!
Akhirnya, gue berangkat sekolah dengan tampang cemberut. Kalo disamain sama babi ternak, mungkin orang nggak akan bisa ngebedain.
Gue nggak bawa biola biru gue yang ngejreng itu, tapi cuma bawa bownya aja(tongkat penggesek). Secara, biola gue yang lama itu hampir setaun nggak pernah gue sentuh. Nggak tega gue ngebayangin suaranya kayak gimana. Mungkin biola itu juga mendendam pada diriku ini (cape deh...). Dan di sepanjang jalan, orang-orang pada ngeliatin gue gara-gara gue nenteng bow, tapi nggak ada biolanya.eolah-olah gue ini makhluk aneh yang cuma ada 1 dalam 10 taun. Tau gitu, mestinya gue bawa aja sama tempat biolanya! (tempatnya doang, biolanya enggak)
Dan di sekolah,,bow gue itu malah jadi bahan mainan temen-temen gue tercinta.
Sempet jatoh juga sih beberapa kali. Tapi untung aja nggak dipake nimpuk guru magang bahasa prancis yang baru, yang lagi ngajar di depan kelas. Abis kata temen-temen gue, gayanya mirip banget sama yang namanya "Lupus".
Itu lhoo, tokoh novel 80' yang seleboran en jarang mandi (kayak gue. hohhohho,,). Lucu deh ngeliatnya. Orangnya cina-cina gitu. Matanya sipit, tapi kulitnya lebih item dari gue. Hags hags! Dan kayak biasanya, Monseir yang satu ini (bener ngga sih nulisnya kayak gini?) ngomongnya kumur-kumur kayak orang sikat gigi. (emang dasarnya gue ngga ngerti bahasa perancis sih... hehe, maaf buat anak-anak klub Bahasa Prancis yaa! ^_^;)
Selama di sekolah, beberapa kali gue ngejenguk ke pos satpam, cuma buat nanyain, "Pak, ada titipan biola nggak buat saya?"
Tapi jawabannya "nggak, nggak" terus. Pak satpamnya juga kayaknya udah bosen ngeliat tampang gue. Hahha, abisnya gue termasuk itungan murid yang sering ketinggalan barang gara-gara kecerobohan gue (hiks...)
Tapi sampe akhir sekolah, biola gue nggak dateng".
KAMPRET!
ke mana sih yang gue suruh nganterin barang?!
akhirnya gue balik dulu ke rumah, buat ngambil biola (yang nggak tau udah diambil ato belom), en makan, sekalian ngirit duit jajan . Maklum, gue kan fakir miskol. Karena kebetulan di tengah jalan ada tukang rujak, di gue beli sekalian buat oleh-oleh ade gue. Tapi ujung-ujungnya gue nggak jadi makan. Perut gue sembelim mendadak sebelum gue bisa makan rujak mangga yang gue idam-idamin.(gue kayak orang hamil aja. Kawin aja belom!) Takutnya gue cepirit waktu eskul ntar.
Thanks god,,
ternyata ada satu keberuntungan kecil yang menghampiri gue hari ini,
Setelah gue berasa jadi upik abu yang malang merana.
Biola gue udah ada di rumah berkat pak-Andi-yang -baik-hati.
akhirnya gue berangkat bareng sama nyokap gue ke sekolah, karena nyokap gue ada rapat POMG (rapatnya sih jam 2 siang. Cuma emang dasarnya lelet, nyokap gue ketiduran dan baru bangun jam 4)
Untung aja gue bisa masuk ke kelas Orkes tepat waktu.
Ekskul gue yang satu ini emang agak unik. Anggotanya aja cuma 10 orang.
Kalo dipikir-pikir, kita kayak kamen rider yah?
Cuma, hampir semua anaknya main biola--termasuk gue, hehe.
Dua orang sisanya main Viola.
Jadi kalo latihan ngek-ngok-ngek-ngok aja.
Cuma sialnyam yang nggak bisa baca partitur di sana cuma dua orang. Salah satnya gue.
Anak yang satu lagi masih kelas 1. Belajar biolanya juga baru. Wajar lah.
Kalo gue emang abnormal sih. Otak gue yang terlalu jenius ini sepertinya nggak bisa menerima data yang disampaikan oleh not balok (alah, bahasanyaa! Plitzz dun ah!).
Biar SMP gue pernah dapet pelajaran baca partitur, tapi setiap kali ada pelajaran itu juga gue mikir, "Ngomong apaan sih tuh guru? Toge-toge kok dibaca satu-satu... Toge mah dimasak buu!"
Cuma sekarang nyesel juga gue. Abis kalo di dunia musik, orang yang nggak bisa baca partitur itu notabennya sama dengan orang yang bego.
lalu, apakah bener Chee bener-bener begi gara-gara Chee nggak bisa baca partitur?
kayaknya nggak juga deh. Chee kan masih bisa ngebedain, yang mana toge goreng, yang mana toge-toge not balok.
Hehehe...
(setelah baca blog ini, mungkin kalian mikir kalo Chee emang bener-bener bego =p)
Langganan:
Postingan (Atom)